PERMULAAN
SAINS ZAMAN YUNANI KUNO
TUJUAN
PEMBELAJARAN
1.
Mengetahui factor yang
mendahului dan seakan – akan
mempersiapkan lahirnya filsafat di zaman yunani kuno
2.
Mengetahui Perkembangan zaman
yunani kuno.
3.
Menyebutkan filsuf – filsuf
pada zaman yunani kuno.
4.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang bernama Thales dan pemikiran –
pemikirannya.
5.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang
bernama Anaximandros dan pemikiran – pemikirannya.
6.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang bernama Anaximenes dan pemikiran –
pemikirannya.
7.
Menjelaskan sejarah dan tahun berapa awal mula masuknya filsafat yang bernamaPhytagoras dan
menyebutkan Theoremanya.
8.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya dari filsafat
yang bernama Herakleitos dan pemikiran – pemikirannya.
9.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya dari filsafat
yang bernama Xenophanes dan pemikiran –
pemikirannya.
10.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya dari filsafat
yang bernama Paramindes dan pemikiran – pemikirannya.
11.
Menjelaskan sejarah dan tahun berapa
awal mula masuknya filsafat yang bernama
melisos dan pemikiran – pemikirannya.
12.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang
bernama Protagoras dan pemikiran –
pemikirannya.
13.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang
bernama Gorgias dan pemikiran – pemikirannya.
14.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang
bernama Socrates dan filosofinya.
15.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang
bernama Plato dan ciri – ciri karya dari Plato
16.
Menjelaskan sejarah dan tahun
berapa awal mula masuknya filsafat yang
bernama Aristoteles dan pemikiran – pemikirannya.
17.
Mengetahui perkembangan ilmu
pengetahuan pada zaman yunani kuno.
18.
Menyebutkan nama ilmuan yang
paling penting dalam penemuanya di bidang ilmu matematika yunani kuno.
19.
Menyebutkan nama ilmuan yang
paling penting dalam penemuanya di bidang ilmu astronomi yunani kuno.
20.
Menyebutkan nama ilmuan yang
paling penting dalam penemuanya di bidang ilmu geologi dan seismologi.
21.
Menyebutkan nama ilmuan yang
paling penting dalam penemuanya di bibidang ilmu fisika dan meteorology.
22.
Menyebutkan nama ilmuan yang
paling penting dalam penemuanya di bidang obat – obatan dan psikologi.
Rumusan masalah permulaan sains zaman Yunani
1.
Apa
faktor-faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan lahirnya
filsafat di Yunani?
2.
Siapa tokoh-tokoh yang berperan dalam jaman Yunani
kuno?
3.
Apa
yang dimaksud dengan jaman keemasan?
4.
Siapa
saja tokoh yang berperan dalam jaman keemasan Filsafat Yunani?
5.
Bagaimana
pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia
Indrawi?
6.
Bagaimana pandangan Plato tentang
Karya Seni dan Keindahan?
7.
Bagaimana
perkembangan ilmu pengetahuan pada jaman Yunani kuno?
8.
Apa
saja teknologi yang digunakan pada jaman Yunani kuno?
9.
Bagaimana
pengetahuan pada jaman Yunani kuno dalam bidang arsitektur?
10.
Bagaimana
pengetahuan pada jaman Yunani kuno dalam bidang Matematika?
11.
Bagaimana
pengetahuan pada jaman Yunani kuno dalam bidang Fisika dan meteorologi?
12.
Bagaimana
pengetahuan pada jaman Yunani kuno dalam bidang obat-obatan dan psikologi?
A.
Permulaan
Sains Zaman Yunani Kuno
Di dalam banyak literatur menyebutkan bahwa periode
Yunani merupakan tonggak awal berkembangnya ilmu pengetahuan dalam sejarah
peradaban umat manusia. Perkembangan ilmu ini dilatarbelakangi dengan perubahan
paradigma dan pola pikir yang berkembang saat itu. Ilmu pada zaman Yunani abad
ke 6-7 SM lahirlah filsafat yang dikenal dengan the greek miracle. Dengan
paradigma ini, ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat karena menjawab
persoalan disekitarnya dengan rasio dan meninggalkan kepercayaan terhadap
mitologi atau tahayul yang irrasional.. Pada tahap animisme, manusia
menjelaskan.
Ada beberapa faktor yang sudah mendahului dan seakan-akan mempersiapkan
lahirnya filsafat di Yunani yaitu:
1.
Mitologi Yunani Kuno
Pada bangsa Yunani, seperti juga
pada bangsa-bangsa sekitarnya, terdapat suatu mitologi yang kaya serta luas.
Mitologi ini dapat dianggap sebagai perintis yang mendahului filsafat, karena
mite-mite sudah merupakan percobaan untuk mengerti. Mite-mite sudah memberi
jawaban atas pertanyaan yang hidup dalam hati manusia: dari mana dunia kita?
Dari mana kejadian dalam alam? Apa sebab matahari terbit, lalu terbenam lagi?
Melalui mite-mite, manusia mencari keterangan tentang asal usul alam semesta
dan tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di dalamnya. Mite jenis pertama
yang mencari keterangan tentang asal usul alam semesta sendiri biasanya disebut
mite kosmogonis, sedangkan mite jenis kedua yang mencari keterangan tentang
asal usul serta sifat kejadian dalam alam semesta disebut mite kosmologis.
Khusus pada bangsa Yunani ialah mereka mengadakan beberapa usaha untuk menyusun
mite-mite yang diceritakan oleh rakyat menjadi suatu keseluruhan yang
sistematis. Dalam usaha itu sudah tampaklah sifat rasional bangsa Yunani.
Karena dengan mencari suatu keseluruhan yang sistematis, mereka sudah menyatakan
keinginan untuk mengerti hubungan mite-mite satu sama lain dan menyingkirkan
mite yang tidak dapat dicocokkan dengan mite lain.
2.
Puisi Homeros “Ilias dan Odysea”
Kedua karya puisi Homeros yang
masing-masing berjudul Ilias dan Odyssea mempunyai kedudukan istimewa dalam
kesusasteraan Yunani. Syair-syair dalam karya tersebut lama sekali digunakan
sebagai semacam buku pendidikan untuk rakyat Yunani. Pada dialog yang bernama
Foliteia, Plato mengatakan Homeros telah mendidik seluruh Hellas. Karena puisi Homeros
pun sangat digemari oleh rakyat untuk mengisi waktu terluang dan serentak juga
mempunyai nilai edukatif.
3.
Pengaruh Ilmu Pengetahuan dari
Timur Kuno
Orang Yunani tentu berutang budi
kepada bangsa-bangsa lain dalam menerima beberapa unsur ilmu pengetahuan dari
mereka. Demikianlah ilmu ukur dan ilmu hitung sebagian berasal dari Mesir dan
Babylonia pasti ada pengaruhnya dalam perkembangan ilmu astronomi di negeri
Yunani. Namun, andil dari bangsa-bangsa lain dalam perkembangan ilmu
pengetahuan Yunani tidak boleh dilebih-lebihkan. Orang Yunani telah mengolah
unsur-unsur tadi atas cara yang tidak pernah disangka-sangka oleh bangsa Mesir
dan Babylonia. Baru pada bangsa Yunani ilmu pengetahuan mendapat corak yang
sungguh-sungguh ilmiah.
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.
Pada zaman Pra Yunani Kuno di dunia ilmu pengetahuan dicirikan berdasarkan know how yang dilandasi pengalaman empiris. Di samping itu, kemampuan berhitung ditempuh dengan cara one-to one correspondency atau mapping process. Contoh cara menghitung hewan yang akan masuk dan ke luar kandang dengan kerikil. Namun pada masa ini manusia sudah mulai memperhatikan keadaan alam semesta sebagai suatu proses alam.
B.
Zaman Yunani Kuno
Zaman Yunani Kuno dipandang
sebagai zaman keemasan filsafat, karena pada masa ini orang memiliki kebebasan
untuk mengungkapkan ide-ide atau pendapatnya. Yunani pada masa itu dianggap
sebagai gudang ilmu dan filsafat, karena Bangsa Yunani pada masa itu tidak lagi
mempercayai mitologi-mitologi. Bangsa Yunani juga tidak dapat menerima
pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima begitu
saja), melainkan menumbuhkan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang
senang menyelidiki sesuatu secara kritis). Sikap belakangan inilah yang menjadi
cikal bakal tumbuhnya ilmu pengetahuan modern. Sikap kritis inilah menjadikan
bangsa Yunani tampil sebagai ahli pikir terkenal sepanjang masa.
Zaman
Yunani Kuno meliputi zaman filsafat pra-Socrates di Yunani. Tokoh-tokohnya
dikenal dengan nama filsuf pertama atau filsuf alam. Mereka mencari unsur induk
(arche) yang dianggap asal dari segala sesuatu.
Beberapa filsuf pada masa itu
antara lain :
Thales
(624-548 SM),
Thales
(624-546 SM) lahir di kota Miletus yang merupakan tanah perantauan orang-orang
Yunani di Asia Kecil. Situasi Miletos yang makmur
memungkinkan orang-orang di sana untuk mengisi waktu dengan berdiskusi dan
berpikir tentang segala sesuatu. Hal itu merupakan awal dari kegiatan
berfilsafat sehingga tidak mengherankan bahwa para filsuf Yunani pertama lahir
di tempat ini.
Thales adalah seorang saudagar yang sering
berlayar ke Mesir. Di Mesir, Thales mempelajari ilmu
ukur dan membawanya ke Yunani. Ia dikatakan dapat mengukur piramida dari bayangannya saja. Selain itu,
ia juga dapat mengukur jauhnya kapal di laut dari pantai. Kemudian Thales
menjadi terkenal setelah berhail memprediksi terjadinya gerhana matahari pada
tanggal 28 Mei tahun 585 SM. Thales dapat melakukan prediksi tersebut karena ia
mempelajari catatan-catatan astronomis yang tersimpan di Babilonia sejak 747 SM.
Thales
adalah seorang filsuf yang mengawali sejarah filsafat Barat pada abad ke-6 SM. Sebelum
Thales, pemikiran Yunani dikuasai cara berpikir mitologis
dalam menjelaskan segala sesuatu. Pemikiran Thales dianggap sebagai kegiatan
berfilsafat pertama karena mencoba menjelaskan dunia dan gejala-gejala di
dalamnya tanpa bersandar pada mitos melainkan pada rasio manusia. Ia juga
dikenal sebagai salah seorang dari Tujuh
Orang Bijaksana (dalam bahasa Yunani hoi hepta sophoi), yang oleh Aristoteles diberi gelar 'filsuf yang
pertama'. Selain sebagai filsuf, Thales juga dikenal sebagai ahli geometri, astronomi, dan politik. Bersama dengan Anaximandros dan Anaximenes, Thales digolongkan ke dalam Mazhab Miletos.
Thales tidak meninggalkan bukti-bukti tertulis
mengenai pemikiran filsafatnya. Pemikiran Thales terutama didapatkan melalui
tulisan Aristoteles tentang dirinya. Aristoteles mengatakan bahwa Thales adalah
orang yang pertama kali memikirkan tentang asal mula terjadinya alam semesta. Karena
itulah, Thales juga dianggap sebagai perintis filsafat alam (natural philosophy).
Pemikiran-Pemikiran
Thales :
Air sebagai Prinsip Dasar Segala
Sesuatu
Thales menyatakan bahwa air adalah
prinsip dasar (dalam bahasa Yunani
arche) segala sesuatu. Air
menjadi pangkal, pokok, dan dasar dari segala-galanya yang ada di alam semesta.
Berkat kekuatan dan daya kreatifnya sendiri, tanpa ada sebab-sebab di luar
dirinya, air mampu tampil dalam segala bentuk, bersifat mantap, dan tak
terbinasakan. Argumentasi Thales terhadap pandangan tersebut adalah bagaimana
bahan makanan semua makhluk hidup mengandung air dan bagaimana semua makhluk
hidup juga memerlukan air untuk hidup. Selain itu, air adalah zat yang dapat
berubah-ubah bentuk (padat, cair, dan gas) tanpa menjadi berkurang.
Selain itu, ia juga mengemukakan
pandangan bahwa bumi terletak di atas air. Bumi dipandang sebagai bahan yang
satu kali keluar dari laut dan kemudian terapung-apung di atasnya.
Pandangan tentang Jiwa
Thales berpendapat bahwa segala
sesuatu di jagat raya memiliki jiwa. Jiwa tidak hanya terdapat di dalam benda
hidup tetapi juga benda mati. Teori tentang materi yang berjiwa ini disebut hylezoisme. Argumentasi Thales
didasarkan pada magnet yang dikatakan memiliki jiwa karena mampu menggerakkan
besi.
Teorema Thales
Di dalam geometri, Thales dikenal
karena menyumbangkan apa yang disebut teorema Thales, kendati belum tentu
seluruhnya merupakan buah pikiran aslinya.[ Teorema Thales berisi
sebagai berikut:
1.
Sebuah lingkaran terbagi dua sama
besar oleh diameternya.
2.
Sudut bagian dasar dari sebuah
segitiga samakaki adalah sama besar.
3.
Jika ada dua garis lurus
bersilangan, maka besar kedua sudut yang saling berlawanan akan sama.
4.
Sudut yang terdapat di dalam
setengah lingkaran adalah sudut siku-siku.
5.
Sebuah segitiga terbentuk bila
bagian dasarnya serta sudut-sudut yang bersinggungan dengan bagian dasar
tersebut telah ditentukan.
·
Anaximandros (610-546 SM)
Anaximandros adalah seorang filsuf dari Mazhab Miletos dan merupakan murid dari Thales. Seperti Thales, dirinya dan Anaximenes tergolong sebagai filsuf-filsuf
dari Miletos yang menjadi perintis filsafat Barat. Anaximandros adalah filsuf
pertama yang meninggalkan bukti tulisan berbentuk prosa. Akan tetapi, dari
tulisan Anaximandros hanya satu fragmen yang masih tersimpan hingga kini.
Anaximandros sebagai orang yang pertama kali
membuat peta bumi. Usahanya dalam bidang geografi dapat dilihat ketika ia
memimpin ekspedisi dari Miletos untuk mendirikan kota perantauan baru ke Apollonia di Laut Hitam. Selain itu, Anaximandros telah
menemukan, atau mengadaptasi, suatu jam matahari sederhana yang dinamakan gnomon. Ditambah lagi, ia mampu
memprediksi kapan terjadi gempa bumi. Kemudian ia juga menyelidiki
fenomena-fenomena alam seperti gerhana, petir, dan juga mengenai asal mula
kehidupan, termasuk asal-mula manusia. Kendati ia lebih muda 15 tahun dari
Thales, namun ia meninggal dua tahun sebelum gurunya itu.
Pemikiran-Pemikiran
Anaximandros :
To Apeiron sebagai prinsip dasar segala
sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan
murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan
gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu. Menurutnya, bila air merupakan prinsip
dasar segala sesuatu, maka seharusnya air terdapat di dalam segala sesuatu, dan
tidak ada lagi zat yang berlawanan dengannya. Namun kenyataannya, air dan api
saling berlawanan sehingga air bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu.
Karena itu, Anaximandros berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar
tersebut dari zat yang empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang
lebih mendalam dan tidak dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan
bahwa prinsip dasar segala sesuatu adalah to apeiron.
To apeiron berasal dari bahasa Yunani
a=tidak dan eras=batas. Ia merupakan suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip
dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan, dan meliputi
segala sesuatu. Dari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada di dalam
jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin, yang
kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga
semua pada akhirnya akan kembali.
Pandangan tentang Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron, Anaximandros membangun
pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros, dari to apeiron berasal segala sesuatu
yang berlawanan, yang terus berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang
dingin sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu
terjadilah yang cair dan beku. Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api
yang membalut yang dingin itu kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan
tersebut berputar-putar kemudian terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari,
bulan, dan bintang-bintang. Bumi dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya
tiga kali lebih besar dari tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya
berada pada pusat jagad raya, dengan jarak yang sama dengan semua benda lain.
Mengenai bumi, Thales telah
menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan
pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya
dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu
sebagai laut pada bumi.
Pandangan tentang Makhluk Hidup
Mengenai terjadinya makhluk hidup di
bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air
semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan
yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan. Karena panas yang ada di sekitar
bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan. Di ditulah, mulai ada
makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia
berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang
hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal
kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah
sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.
Anaximenes
(590-528 SM)
Pemikiran-Pemikiran
Anaximenes :
Udara sebagai prinsip dasar segala
sesuatu
Salah satu kesulitan untuk menerima
filsafat Anaximandros tentang to
apeiron yang metafisik adalah bagaimana menjelaskan hubungan saling
memengaruhi antara yang metafisik dengan yang fisik. Karena itulah, Anaximenes
tidak lagi melihat sesuatu yang metafisik sebagai prinsip dasar segala sesuatu,
melainkan kembali pada zat yang bersifat fisik yakni udara.
Tidak
seperti air yang tidak terdapat di api (pemikiran Thales), udara merupakan zat
yang terdapat di dalam semua hal, baik air, api, manusia, maupun segala
sesuatu. Karena itu, Anaximenes berpendapat bahwa udara adalah prinsip dasar
segala sesuatu. Udara adalah zat yang menyebabkan seluruh benda muncul, telah
muncul, atau akan muncul sebagai bentuk lain. Perubahan-perubahan tersebut
berproses dengan prinsip "pemadatan dan pengenceran" (condensation and rarefaction. Bila udara bertambah
kepadatannya maka muncullah berturut-turut angin, air, tanah, dan kemudian
batu. Sebaliknya, bila udara mengalami pengenceran, maka yang timbul adalah
api. Proses pemadatan dan pengenceran tersebut meliputi seluruh kejadian alam,
sebagaimana air dapat berubah menjadi es dan uap, dan bagaimana seluruh
substansi lain dibentuk dari kombinasi perubahan udara.
Tentang Alam Semesta
Pembentukan alam semesta menurut
Anaximenes adalah dari proses pemadatan dan pengenceran udara yang membentuk
air, tanah, batu, dan sebagainya. Bumi, menurut Anaximenes, berbentuk datar,
luas, dan tipis, hampir seperti sebuah meja. Bumi dikatakan melayang di udara
sebagaimana daun melayang di udara. Benda-benda langit seperti bulan, bintang,
dan matahari juga melayang di udara dan mengelilingi bumi. Benda-benda langit
tersebut merupakan api yang berada di langit, yang muncul karena pernapasan
basah dari bumi. Bintang-bintang tidak memproduksi panas karena jaraknya yang
jauh dari bumi. Ketika bintang, bulan, dan matahari tidak terlihat pada waktu
malam, itu disebabkan mereka tersembunyi di belakang bagian-bagian tinggi dari
bumi ketika mereka mengitari bumi. Kemudian awan-awan, hujan, salju, dan
fenomena alam lainnya terjadi karena pemadatan udara.
Tentang Jiwa
Jiwa manusia dipandang sebagai
kumpulan udara saja. Buktinya, manusia perlu bernapas untuk mempertahankan
hidupnya. Jiwa adalah yang mengontrol tubuh dan menjaga segala sesuatu pada
tubuh manusia bergerak sesuai dengan yang seharusnya. Karena itu, untuk menjaga
kelangsungan jiwa dan tubuh. Di sini, Anaximenes mengemukakan persamaan antara
tubuh manusiawi dengan jagat raya berdasarkan kesatuan prinsip dasar yang sama,
yakni udara. Tema tubuh sebagai mikrokosmos (jagat raya kecil) yang
mencerminkan jagat raya sebagai makrokosmos adalah tema yang akan sering
dibicarakan di dalam Filsafat Yunani.
Akan tetapi, Anaximenes belum menggunakan istilah-istilah tersebut di dalam
pemikiran filsafatnya.
Pythagoras,
adalah seorang matematikawan dan
filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.Dikenal
sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting
terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak
begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Phytagoras
berusaha menemukan kunci bagi harmoni universal, baik yang bersifat alamiah
maupun sosial, dan personalitas bilangan. Ia berpendapat bahwa bilangan adalah
unsur utama alam dan sekaligus menjadi ukuran. Unsur-unsur bilangan itu adalah
genap dan ganjil, terbatas dan tidak terbatas. Jasa Phytagoras sangat besar
dalam pengembangan ilmu, terutama ilmu pasti dan ilmu alam. Ilmu yang
dikembangkan kemudian hari sampai hari ini sangat bergantung pada pendekatan
matematika.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal
adalah teorema Pythagoras,
yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari
suatu segitiga
siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya
(sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak
diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada
Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara
matematis.
Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala
sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya
dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus
beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam
bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan.
Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa ,
hipotenusa dari segitiga siku-siku sama
kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional,
murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat
membantah bukti yang diajukan Hippasus.
Dalam matematika, teorema Pythagoras
adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan
menurut nama filsuf dan matematikawan Yunani abad ke-6 SM, Pythagoras. Pythagoras sering dianggap
sebagai penemu teorema ini meskipun sebenarnya fakta-fakta
teorema ini sudah diketahui oleh matematikawan India
(dalam Sulbasutra Baudhayana
dan Katyayana), Yunani, Tionghoa dan Babilonia jauh sebelum Pythagoras lahir.
Pythagoras mendapat kredit karena ialah yang pertama membuktikan kebenaran
universal dari teorema ini melalui pembuktian
matematis.
Ada dua bukti kontemporer yang bisa dianggap
sebagai catatan tertua mengenai teorema Pythagoras: satu dapat ditemukan dalam Chou Pei Suan Ching (sekitar 500-200 SM), satunya lagi dalam
buku Elemen
Euklides.
Teorema
Pythagoras menyatakan bahwa :
Jumlah luas bujur sangkar pada kaki sebuah segitiga siku-siku sama dengan luas bujur
sangkar di hipotenus.
Sebuah segitiga
siku-siku adalah segitiga yang
mempunyai sebuah sudut siku-siku;
kaki-nya adalah dua sisi yang
membentuk sudut siku-siku tersebut, dan hipotenus
adalah sisi ketiga yang berhadapan dengan sudut siku-siku tersebut. Pada gambar
di bawah ini, a dan b adalah kaki segitiga siku-siku dan c adalah hipotenus:
Pythagoras menyatakan teorema ini dalam gaya goemetris,
sebagai pernyataan tentang luas bujur sangkar:
Jumlah luas bujur sangkar biru dan merah sama
dengan luas bujur sangkar ungu. Akan halnya, Sulbasutra India juga menyatakan
bahwa:
Tali yang direntangkan sepanjang panjang diagonal
sebuah persegi panjang akan menghasilkan luas yang dihasilkan sisi vertikal dan
horisontalnya. Menggunakan aljabar, kita dapat
mengformulasikan ulang teorema tersebut ke dalam pernyataan modern dengan mengambil
catatan bahwa luas sebuah bujur sangkar adalah pangkat dua dari panjang
sisinya:
Jika sebuah segitiga siku-siku mempunyai kaki
dengan panjang a dan b dan hipotenus dengan panjang c, maka a+ b' = c
Herakleitos
(535-475 SM)
Herakleitos
adalah seorang filsuf yang tidak tergolong mazhab apapun. Di dalam
tulisan-tulisannya,ia justru mengkritik dan mencela para filsuf dan tokoh-tokoh
terkenal, seperti Homerus, Arkhilokhos,
Hesiodos, Phythagoras,
Xenophanes, dan Hekataios.
Meskipun ia berbalik dari ajaran filsafat yang umum pada zamannya, namun bukan
berarti ia sama sekali tidak dipengaruhi oleh filsuf-filsuf itu.
Herakleitos diketahui berasal dari Efesus di Asia Kecil. Ia hidup di sekitar abad ke-5
SM (540-480 SM). Ia hidup sezaman dengan Pythagoras dan Xenophanes, namun lebih
muda usianya dari mereka. Akan tetapi, Herakleitos lebih tua usianya dari Parmenides sebab ia dikritik oleh filsuf
tersebut.
Selain bahwa ia berasal dari keluarga terhormat di
Efesus, tidak ada informasi lain mengenai riwayat hidupnya, sebab kebanyakan
adalah cerita fiksi. Tidak ada sumber yang menyebutkan bahwa ia pernah
meninggalkan kota asalnya, yang pada waktu itu merupakan bagian dari kekaisaran
Persia.
Jika melihat karya-karya yang ditinggalkannya,
tampak bahwa watak Herakleitos sombong dan tinggi hati. Selain mencela
filsuf-filsuf di atas, ia juga memandang rendah rakyat yang bodoh dan
menegaskan bahwa kebanyakan manusia jahat. Selain itu, ia juga mengutuk warga
negara Efesus.
Pemikiran-Pemikiran
Herakleitos :
Segala Sesuatu Mengalir
Pemikiran Herakleitos yang paling
terkenal adalah mengenai perubahan-perubahan di alam semesta. Menurut
Herakleitos, tidak ada satu pun hal di alam semesta yang bersifat tetap atau
permanen. Tidak ada sesuatu yang betul-betul ada, semuanya berada di dalam proses menjadi. Ia terkenal dengan ucapannya panta rhei kai uden menei yang berarti, "semuanya mengalir
dan tidak ada sesuatupun yang tinggal tetap."
Perubahan yang tidak ada
henti-hentinya itu dibayangkan Herakleitos dengan dua cara:
¶ Pertama,
seluruh kenyataan adalah seperti aliran sungai yang mengalir. "Engkau
tidak dapat turun dua kali ke sungai yang sama," demikian kata Herakleitos.
Maksudnya di sini, air sungai selalu bergerak sehingga tidak pernah seseorang
turun di air sungai yang sama dengan yang sebelumnya.
¶ Kedua,
ia menggambarkan seluruh kenyataan dengan api. Maksud api di sini lain dengan
konsep mazhab Miletos
yang menjadikan air atau udara sebagai prinsip dasar segala sesuatu. Bagi
Herakleitos, api bukanlah zat yang dapat menerangkan perubahan-perubahan segala
sesuatu, melainkan melambangkan gerak perubahan itu sendiri. Api senantiasa
mengubah apa saja yang dibakarnya menjadi abu dan asap, namun api tetaplah api
yang sama. Karena itu, api cocok untuk melambangkan kesatuan dalam perubahan.
Logos
Segala sesuatu yang terus berubah di
alam semesta dapat berjalan dengan teratur karena adanya logos. Pandangan tentang logos di sini tidak boleh disamakan
begitu saja dengan konsep logos
pada mazhab Stoa.
Logos adalah rasio yang menjadi
hukum yang menguasai segala-galanya dan menggerakkan segala sesuatu, termasuk
manusia. Logos juga dipahami sebagai
sesuatu yang material, namun sekaligus melampaui materi yang biasa. Hal ini
disebabkan pada masa itu, belum ada filsuf yang mampu memisahkan antara yang
rohani dan yang materi.
Segala Sesuatu Berlawanan
Menurut Herakleitos, tiap benda
terdiri dari yang berlawanan. Meskipun demikian, di dalam perlawanan tetap
terdapat kesatuan. Singkatnya, dapat dikatakan bahwa 'yang satu adalah banyak
dan yang banyak adalah satu. Anaximenes
juga memiliki pandangan seperti ini, namun perbedaan dengan Herakleitos adalah
Anaximenes mengatakan pertentangan tersebut sebagai ketidakadilan, sedangkan
Herakleitos menyatakan bahwa pertentangan yang ada adalah prinsip keadilan.
Kita tidak akan bisa mengenal apa itu 'siang' tanpa kita mengetahui apa itu
'malam'. Kita tidak akan mengetahui apa itu 'kehidupan' tanpa adanya realitas
'kematian'. Kesehatan juga dihargai karena ada penyakit. Demikianlah dari
hubungan pertentangan seperti ini, segala sesuatu terjadi dan tersusun.
Herakleitos menegaskan prinsip ini di dalam kalimat yang terkenal: "Perang
adalah bapak segala sesuatu." Perang yang dimaksud di sini adalah
pertentangan.
Melalui ajaran tentang hal-hal yang
bertentangan tetapi disatukan oleh logos,
Herakleitos disebut sebagai filsuf dialektis yang pertama di dalam sejarah
filsafat.
Xenophanes
(570 SM-480 SM)
Xenophanes
dari Kolophon
adalah seorang filsuf yang termasuk ke dalam Mazhab
Elea. Menurut tradisi filsafat
Yunani, ia adalah pendiri Mazhab Elea dan guru dari Parmenides. Selain sebagai filsuf, ia
terkenal sebagai seorang penyair. Pemikiran-pemikiran filsafatnya disampaikan
melalui puisi-puisi. Selain tema-tema filsafat, ia menulis puisi dengan
tema-tema tradisional, seperti cinta, perang, permainan, dan sejarah. Ia juga
berani mengkritik Homeros dan Hesiodos, penyair Yunani yang terkenal pada waktu itu.
Karya filsafatnya dalam bentuk puisi telah hilang.
Di masa kemudian, karya itu diberi nama "Perihal Alam" (Concerning Nature).
·
Pemikiran-Pemikiran Xenophanes
:
Tentang
Pengetahuan
Xenophanes menyatakan bahwa manusia tidak dapat
mendapatkan pengetahuan yang mutlak. Akan tetapi, di saat yang sama, manusia
harus mencari pengetahuan tersebut walaupun hanya berupa suatu kemungkinan. Hal
itu ditunjukkannya melalui dua fragmen berikut:
"Dewa-dewi
tidak menyatakan segala sesuatu kepada manusia sejak awalnya, tetapi setelah
waktu berlalu, manusia menemukan banyak hal dengan cara mencarinya
sendiri."(fragmen 18).
"Tidak
ada manusia yang pernah melihat ataupun mengetahui kebenaran tentang dewa-dewi
serta semua hal yang kukatakan. Karena jika ada orang yang berkata mengetahui
semuanya, maka sebenarnya ia tidaklah tahu, melainkan hanya mempercayai tentang
segala sesuatu."(fragmen 34).
Fragmen 18 menunjukkan kemungkinan mencari
pengetahuan melalui penelitian. Sedangkan fragmen 34 menolak kemungkinan
manusia mendapatkan pengetahuan yang mutlak, setidaknya untuk hal-hal yang
menurut Xenophanes sulit. Oleh karena itu, perlu dibedakan antara kebenaran,
pengetahuan, dan kepercayaan.
Tentang
Alam Semesta
Xenophanes berpendapat bahwa matahari berjalan
terus dengan gerak lurus, dan setiap pagi terbitlah matahari baru. Gerhana
disebabkan matahari jatuh ke dalam lubang. Ia juga memandang bintang-bintang
sebagai awan-awan yang berapi sehingga bersinar ketika malam. Sinar itu seperti
batu bara yang memerah dan ketika pagi hari api dari awan itu padam kembali.
Segala sesuatu dipandang berasal dari bumi, dan bumi pula yang menjadi tujuan
akhir segala sesuatu. Manusia berasal dari bumi dan air. Sedangkan laut adalah
sumber dari segala air dan juga angin. Samudra yang luas menghasilkan
awan-awan, angin, dan juga sungai-sungai. Pelangi dipandang sebagai awan yang
berwarna-warni.
Kemudian bumi berada dalam proses peredaran
terus-menerus. Tanah menjadi lumpur, lalu menjadi air laut. Sebaliknya, laut
menjadi lumpur, lalu menjadi tanah. Untuk membuktikan teori ini, Xenophanes
menunjukkan bahan bukti empiris, yakni fosil-fosil kerang laut. Fosil-fosil
tersebut berada dalam batu. Hal itu menunjukkan bahwa dulu batu tersebut
merupakan lumpur.
Parmenides
(540-475 SM)
Parmenides
adalah seorang filsuf dari Mazhab
Elea. Di dalam Mazhab Elea, Parmenides merupakan tokoh yang paling
terkenal.
Pemikiran filsafatnya bertentangan dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa
segala sesuatu "yang ada" tidak berubah.
Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk
puisi. Ada ratusan baris puisi Parmenides yang masih tersimpan hingga kini. Puisi
Parmenides terdiri dari prakata dan dua bagian. Dua bagian tersebut
masing-masing berjudul "Jalan Kebenaran" dan "Jalan
Pendapat". Bagian prakata dan "Jalan Kebenaran"
tersimpan secara lengkap, yakni 111 ayat. Bagian kedua, "Jalan Pengetahuan",
hanya tersimpan sebanyak 42 ayat.
Ia merupakan murid dari Xenophanes, namun tidak
mengikuti pandangan-pandangan gurunya. Pengaruh Xenophanes terhadap Parmenides
hanyalah di dalam penggunaan puisi di dalam menyampaikan filsafatnya. Selain
itu, ia juga amat dipengaruhi oleh Ameinias,
seorang dari mazhab
Pythagorean.
Menurut kesaksian Plato,
Parmenides pernah mengunjungi Sokrates di Athena bersama Zeno, muridnya. Pada waktu itu, Sokrates
masih muda sedangkan Parmenides telah berusia 65 tahun.
Zeno
adalah filsuf Yunani pra-Socrates
dan anggota Sekolah
Eleatic yang didirikan oleh Parmenides. Aristotles
menjulukinya penemu dialektik, dan Bertrand Russell menyatakan ia telah
menyebabkan didirikannya logika modern. Ia paling terkenal untuk paradoksnya. Sedikit yang diketahui
mengenai kehidupannya.
Pemikiran Parmenides tentang
"Yang Ada"
Inti utama dari "Jalan Kebenaran" adalah
keyakinan bahwa "hanya 'yang ada' itu ada". Parmenides tidak
mendefinisikan apa yang dimaksud "yang ada", namun menyebutkan
sifat-sifatnya. Menurut Parmenides, "yang ada" itu bersifat meliputi
segala sesuatu, tidak bergerak, tidak berubah, dan tidak terhancurkan. Selain
itu, "yang ada" itu juga tidak tergoyahkan dan tidak dapat disangkal.
Menurut Parmenides, "yang ada" adalah
kebenaran yang tidak mungkin disangkal. Bila ada yang menyangkalnya, maka ia
akan jatuh pada kontradiksi. Hal itu dapat dijelaskan melalui pengandaian yang
diberikan oleh Parmenides. Pertama, orang dapat mengatakan bahwa "yang
ada" itu tidak ada. Kedua, orang dapat mengatakan bahwa "yang
ada" dan "yang tidak ada" itu bersama-sama ada. Kedua
pengandaian ini mustahil. Pengandaian pertama mustahil, sebab "yang tidak
ada" tidak dapat dipikirkan dan tidak dapat dibicarakan. "Yang tidak
ada" tidak dapat dipikirkan dan dibicarakan. Pengandaian kedua merupakan
pandangan dari Herakleitos. Pengandaian ini juga mustahil, sebab pengandaian
kedua menerima pengandaian pertama, bahwa "yang tidak ada" itu ada,
padahal pengandaian pertama terbukti mustahil. Dengan demikian, kesimpulannya
adalah "Yang tidak ada" itu tidak ada, sehingga hanya "yang
ada" yang dapat dikatakan ada.
seseorang menyatakan "Tuhan itu tidak
ada!" Di sini, Tuhan yang eksistensinya ditolak orang itu sebenarnya ada,
maksudnya harus diterima sebagai dia "yang ada". Hal ini disebabkan
bila orang itu mengatakan "Tuhan itu tidak ada", maka orang itu sudah
terlebih dulu memikirkan suatu konsep tentang Tuhan. Barulah setelah itu,
konsep Tuhan yang dipikirkan orang itu disanggah olehnya sendiri dengan
menyatakan "Tuhan itu tidak ada". Dengan demikian, Tuhan sebagai yang
dipikirkan oleh orang itu "ada" walaupun hanya di dalam pikirannya
sendiri. Sedangkan penolakan terhadap sesuatu, pastilah mengandaikan bahwa
sesuatu itu "ada" sehingga "yang tidak ada" itu tidaklah
mungkin. Oleh karena "yang ada" itu selalu dapat dikatakan dan
dipikirkan, sebenarnya Parmenides menyamakan antara "yang ada" dengan
pemikiran atau akal budi.
Setelah berargumentasi mengenai "yang
ada" sebagai kebenaran, Parmenides juga menyatakan
konsekuensi-konsekuensinya:
¶ Pertama-tama, "yang
ada" adalah satu dan tak terbagi, sedangkan pluralitas tidak mungkin. Hal
ini dikarenakan tidak ada sesuatu pun yang dapat memisahkan "yang
ada".
¶ Kedua, "yang ada" tidak
dijadikan dan tidak dapat dimusnahkan. Dengan kata lain, "yang ada"
bersifat kekal dan tak terubahkan. Hal itu merupakan konsekuensi logis, sebab
bila "yang ada" dapat berubah, maka "yang ada" dapat
menjadi tidak ada atau "yang tidak ada" dapat menjadi ada.
¶ Ketiga, harus dikatakan pula
bahwa "yang ada" itu sempurna, seperti sebuah bola yang jaraknya dari
pusat ke permukaan semuanya sama. Menurut Parmenides, "yang ada" itu
bulat sehingga mengisi semua tempat.
¶ Keempat, karena "yang
ada" mengisi semua tempat, maka disimpulkan bahwa tidak ada ruang kosong.
Jika ada ruang kosong, artinya menerima bahwa di luar "yang ada"
masih ada sesuatu yang lain. Konsekuensi lainnya adalah gerak menjadi tidak
mungkin sebab bila benda bergerak, sebab bila benda bergerak artinya benda
menduduki tempat yang tadinya kosong.
Pemikiran Parmenides membuka babak baru dalam
sejarah filsafat
Yunani. Dapat dikatakan bahwa dialah penemu metafisika, cabang filsafat yang
menyelidiki "yang ada". Filsafat di masa selanjutnya akan bergumul
dengan masalah-masalah yang dikemukakan Parmenides, yakni bagaimana pemikiran
atau rasio dicocokkan dengan data-data inderawi. Plato dan Aristoteles adalah filsuf-filsuf yang
memberikan pemecahan untuk masalah-masalah tersebut.
· Protagoras
Protagoras
adalah seorang filsuf yang termasuk golongan sofis.
Ia termasuk salah seorang sofis pertama dan juga yang paling terkenal. Selain
sebagai filsuf, ia juga dikenal sebagai orator dan pendebat ulung. Ditambah
lagi, ia terkenal sebagai guru yang mengajar banyak pemuda pada zamannya.
Protagoras berasal dari Abdera
yang terletak di pantai utara Laut Aegea. Ia
hidup antara tahun 490 SM - 420 SM. Ia seringkali melakukan perjalanan ke
negeri-negeri lain, termasuk beberapa kali kunjungan ke Athena. Di Athena, Protagoras diminta oleh Perikles untuk turut ambil bagian dalam
menyusun konstitusi bagi koloni Athena di Thurioi
tahun 444 SM. Menurut kesaksian dari Diogenes
Laertios, pada akhir hidupnya Protagoras dituduh di Athena karena
kedurhakaan terhadap agama. Buku-buku Protagoras dibakar di depan umum.
Kemudian Protagoras diceritakan melarikan diri ke Sisilia, namun perahu yang ditumpanginya
tenggelam.
Protagoras mengarang banyak buku, namun hanya
beberapa fragmen yang masih tersimpan. Akan tetapi, isi filsafatnya masih dapat
diketahui sebab pemikiran-pemikiran Protagoras banyak dibicarakan oleh para
filsuf selanjutnya. Plato merupakan sumber utama, khususnya
kedua dialognya yang berjudul Theaitetos
dan Protagoras. Buku paling terkenal
dari Protagoras berjudul "Kebenaran" (Aletheia).
Pemikiran-Pemikiran Protagoras :
Tentang
Pengenalan
Di dalam buku yang berjudul "Kebenaran",
Protagoras menyatakan bahwa :
"Manusia
adalah ukuran untuk segala-galanya: untuk hal-hal yang ada sehingga mereka ada,
dan untuk hal-hal yang tidak ada sehingga mereka tidak ada."
Manusia yang dimaksud di sini adalah manusia
sebagai individu. Dengan demikian, pengenalan terhadap sesuatu bergantung pada
individu yang merasakan sesuatu itu dengan panca indranya. Contohnya bagi orang
yang merasa sakit, angin dapat terasa dingin. Sedangkan bagi orang yang sehat,
angin itu terasa panas. Di sini kedua orang tersebut benar, sebab pengenalan
terhadap angin berdasarkan keadaan fisik dan psikis orang-orang tersebut. Pandangan
seperti ini dapat dikatakan relativisme sebab
kebenaran didasarkan pada masing-masing orang yang merasakannya.
Selama masa hidupnya, Protagoras mempengaruhi
pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan. Ia
juga memengaruhi Demokritos dalam hal
teorinya tentang pengetahuan dan filsafat politik. Selain itu, ia juga membawa
pengaruh besar terhadap para negarawan, penyair, sejarawan, dan orator. Plato
memberi kesaksian bahwa nama Protagoras amat terkenal untuk waktu yang lama.
C.
Zaman Keemasan Filsafat Yunani
Zaman ini
disebut dengan zaman keemasan kelimuan bangsa Yunani, karena pada zaman ini
kajian-kajian keilmuan yang muncul adalah perpaduan antara filsafat alam dan
filsafat tentang manusia. Pada
waktu Athena dipimpin oleh Perikles kegiatan politik dan filsafat dapat
berkembang dengan baik. Ada segolongan kaum yang pandai berpidato (rethorika)
dinamakan kaum sofis. Kegiatan mereka adalah mengajarkan pengetahuan pada kaum
muda. Yang menjadi objek penyelidikannya bukan lagi alam tetapi manusia,
sebagaimana yang dikatakan oleh Prothagoras, Manusia adalah ukuran untuk
segala-galanya. Hal ini ditentang oleh Socrates dengan mengatakan bahwa yang
benar dan yang baik harus dipandang sebagai nilai-nilai objektif yang dijunjung
tinggi oleh semua orang. Akibat ucapannya tersebut Socrates dihukum mati.
· Socrates
Socrates
(Yunani: Σωκράτης, Sǒcratēs)
(470 SM - 399 SM) adalah filsuf dari Athena, Yunani dan merupakan salah satu figur paling penting
dalam tradisi filosofis Barat. Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi
pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato
dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar
Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles.
Socrates diperkirakan lahir dari ayah yang
berprofesi sebagai seorang pemahat patung dari batu (stone mason) bernama Sophroniskos. Ibunya bernama Phainarete
berprofesi sebagai seorang bidan, dari sinilah Socrates menamakan metodenya
berfilsafat dengan metode kebidanan nantinya. Socrates beristri seorang
perempuan bernama Xantippe dan dikaruniai tiga orang anak.
Secara historis, filsafat Socrates mengandung
pertanyaan karena Socrates sediri tidak pernah diketahui menuliskan buah
pikirannya. Apa yang dikenal sebagai pemikiran Socrates pada dasarnya adalah
berasal dari catatan oleh Plato, Xenophone
(430-357) SM, dan siswa-siswa lainnya. Yang paling terkenal diantaranya adalah
Socrates dalam dialog Plato dimana Plato selalu menggunakan nama gurunya itu
sebagai tokoh utama karyanya sehingga sangat sulit memisahkan mana gagasan
Socrates yang sesungguhnya dan mana gagasan Plato yang disampaikan melalui
mulut Sorates. Nama Plato sendiri hanya muncul tiga kali dalam karya-karyanya
sendiri yaitu dua kali dalam Apologi dan sekali dalam Phaedrus.
Socrates dikenal sebagai seorang yang tidak
tampan, berpakaian sederhana, tanpa alas kaki dan berkelilingi mendatangi
masyarakat Athena berdiskusi soal filsafat. Dia melakukan ini pada awalnya
didasari satu motif religius
untuk membenarkan suara gaib yang didengar seorang kawannya dari Oracle Delphi yang mengatakan bahwa tidak
ada orang yang lebih bijak dari Socrates. Merasa diri tidak bijak dia
berkeliling membuktikan kekeliruan suara tersebut, dia datangi satu demi satu
orang-orang yang dianggap bijak oleh masyarakat pada saat itu dan dia ajak
diskusi tentang berbagai masalah kebijaksanaan. Metode berfilsafatnya inilah
yang dia sebut sebagai metode kebidanan. Dia memakai analogi seorang bidan
yang membantu kelahiran seorang bayi dengan caranya
berfilsafat yang membantu lahirnya pengetahuan melalui diskusi panjang dan
mendalam. Dia selalu mengejar definisi absolut tentang satu masalah kepada orang-orang
yang dianggapnya bijak tersebut meskipun kerap kali orang yang diberi
pertanyaan gagal melahirkan definisi tersebut. Pada akhirnya Socrates
membenarkan suara gaib tersebut berdasar satu pengertian
bahwa dirinya adalah yang paling bijak karena dirinya tahu bahwa dia tidak
bijaksana sedangkan mereka yang merasa bijak pada dasarnya adalah tidak bijak
karena mereka tidak tahu kalau mereka tidak bijaksana.
Cara berfilsatnya inilah yang memunculkan rasa
sakit hati terhadap Sokrates karena setelah penyelidikan itu maka akan tampak
bahwa mereka yang dianggap bijak oleh masyarakat ternyata tidak mengetahui apa
yang sesungguhnya mereka duga mereka ketahui. Rasa sakit hati inilah yang
nantinya akan berujung pada kematian Sokrates melalui peradilan dengan tuduhan
resmi merusak generasi muda, sebuah tuduhan yang sebenarnya dengan gampang
dipatahkan melalui pembelaannya sebagaimana tertulis dalam Apologi karya Plato.
Socrates pada akhirnya wafat pada usia tujuh puluh tahun dengan cara meminum racun
sebagaimana keputusan yang diterimanya dari pengadilan dengan hasil voting 280 mendukung hukuman mati dan 220 menolaknya.
Socrates sebenarnya dapat lari dari penjara, sebagaimana ditulis dalam Krito,
dengan bantuan para sahabatnya namun dia menolak atas dasar kepatuhannya pada
satu "kontrak" yang telah dia jalani dengan hukum di kota Athena.
Keberaniannya dalam menghadapi maut digambarkan dengan indah dalam Phaedo karya
Plato. Kematian Socrates dalam ketidakadilan peradilan menjadi salah satu
peristiwa peradilan paling bersejarah dalam masyarakat Barat
di samping peradilan Yesus Kristus.
Filosofi
Socrates :
Peninggalan pemikiran Socrates yang paling penting
ada pada cara dia berfilsafat dengan mengejar satu definisi absolut atas satu
permasalahan melalui satu dialektika.
Pengejaran pengetahuan hakiki melalui penalaran dialektis menjadi pembuka jalan
bagi para filsuf selanjutnya. Perubahan fokus
filsafat dari memikirkan alam menjadi manusia juga dikatakan sebagai jasa dari
Sokrates. Manusia menjadi objek filsafat yang penting
setelah sebelumnya dilupakan oleh para pemikir hakikat alam semesta. Pemikiran tentang manusia ini
menjadi landasan bagi perkembangan filsafat etika dan epistemologis di kemudian
hari.
Sumbangsih
Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya,
yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk
menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan
sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
· Plato
Hasil pemikiran Socrates dapat diketemukan pada
muridnya Plato. Plato (bahasa Yunani: Πλάτων) (lahir sekitar 429 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah seorang filsuf dan matematikawan Yunani, dan pendiri dari Akademi Platonik di Athena, sekolah tingkat
tinggi pertama di dunia barat. Ia adalah murid Socrates. Pemikiran Plato pun banyak
dipengaruhi oleh Socrates. Plato adalah guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal
ialah Republik
(dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia,
"negeri") yang di dalamnya berisi uraian garis besar pandangannya
pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di
mana Socrates adalah peserta utama. Salah satu
perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Cicero mengatakan Plato
scribend est mortuus (Plato meninggal ketika sedang menulis).
Ciri-ciri Karya-karya Plato
¶ Bersifat Sokratik
Dalam Karya-karya yang ditulis pada masa mudanya,
Plato selalu menampilkan kepribadian dan karangan Sokrates sebagai topik utama
karangannya.
¶ Berbentuk dialog
Hampir semua karya Plato ditulis dalam nada
dialog. Dalam Surat VII, Plato
berpendapat bahwa pena dan tinta membekukan pemikiran sejati yang ditulis dalam
huruf-huruf yang membisu. Oleh karena itu, menurutnya, jika pemikiran itu perlu
dituliskan, maka yang paling cocok adalah tulisan yang berbentuk dialog.
¶ Adanya mite-mite
Plato menggunakan mite-mite untuk menjelaskan
ajarannya yang abstrak dan adiduniawi.
Verhaak menggolongkan tulisan Plato ke dalam karya sastra bukan ke dalam karya
ilmiah yang sistematis karena dua ciri yang terakhir, yakni dalam tulisannya
terkandung mite-mite dan berbentuk dialog.
Pandangan Plato tentang Ide-ide, Dunia Ide dan Dunia Indrawi :
Idea-idea
Sumbangsih Plato yang terpenting adalah
pandangannya mengenai idea.
Pandangan Plato terhadap idea-idea dipengaruhi oleh pandangan Sokrates tentang
definisi. Idea
yang dimaksud oleh Plato bukanlah ide yang dimaksud oleh orang modern.
Orang-orang modern berpendapat ide adalah gagasan atau
tanggapan yang ada di dalam pemikiran saja. Menurut Plato idea
tidak diciptakan oleh pemikiran manusia. Idea
tidak tergantung pada pemikiran manusia, melainkan pikiran manusia yang
tergantung pada idea.
Idea adalah citra pokok dan perdana dari realitas, nonmaterial, abadi, dan
tidak berubah. Idea sudah ada dan berdiri sendiri di luar pemikiran kita.
Idea-idea ini saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Misalnya, idea tentang
dua buah lukisan tidak dapat terlepas dari idea dua, idea dua itu sendiri tidak
dapat terpisah dengan idea genap. Namun, pada akhirnya terdapat puncak yang
paling tinggi di antara hubungan idea-idea tersebut. Puncak inilah yang disebut
idea yang “indah”. Idea ini melampaui segala idea yang ada.
Dunia
Indrawi
Dunia indrawi adalah dunia yang mencakup
benda-benda jasmani yang konkret, yang dapat dirasakan oleh panca indera kita.
Dunia indrawi ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Selalu terjadi perubahan dalam
dunia indrawi
ini. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia jasmani ini fana, dapat rusak,
dan dapat mati.
Dunia
Idea
Dunia idea adalah dunia yang hanya terbuka bagi
rasio kita. Dalam dunia ini tidak ada perubahan, semua idea bersifat abadi dan
tidak dapat diubah. Hanya ada satu idea “yang bagus”, “yang indah”. Di dunia
idea semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang
kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep
pikiran, hasil buah intelektual.
Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran".
Pandangan Plato tentang Karya Seni dan
Keindahan
Pandangan
Plato tentang Karya Seni
Pandangan Plato tentang karya seni dipengaruhi
oleh pandangannya tentang ide. Sikapnya terhadap karya seni sangat jelas dalam
bukunya Politeia (Republik).
Plato memandang negatif karya seni. Ia menilai
karya seni sebagai mimesis mimesos.
Menurut Plato, karya seni hanyalah tiruan dari realita yang ada. Realita yang ada adalah tiruan (mimesis) dari yang asli. Yang asli
itu adalah yang terdapat dalam ide. Ide
jauh lebih unggul, lebih baik, dan lebih indah daripada yang nyata ini.
Pandangan Plato
tentang Keindahan
Pemahaman Plato tentang keindahan yang dipengaruhi
pemahamannya tentang dunia
indrawi, yang terdapat dalam Philebus.
Plato berpendapat bahwa keindahan yang sesungguhnya terletak pada dunia ide. Ia
berpendapat bahwa kesederhanaan adalah ciri khas dari keindahan, baik dalam
alam semesta maupun dalam karya seni. Namun, tetap saja, keindahan yang ada di
dalam alam semesta ini hanyalah keindahan
semu dan merupakan keindahan pada tingkatan yang lebih rendah.
Dalam
filsafatnya Plato mengatakan: realitas seluruhnya terbagi atas dua dunia yang
hanya terbuka bagi pancaindra dan dunia yang hanya terbuka bagi rasio kita.
Dunia yang pertama adalah dunia jasmani dan yang kedua dunia ide. Pendapat
tersebut dikritik oleh Aristoteles dengan mengatakan bahwa yang ada itu adalah
manusia-manusia yang konkret. “Ide manusia” tidak terdapat dalam kenyataan.
· Aristoteles
Aristoteles adalah filsuf realis, dan sumbangannya
kepada perkembangan ilmu pengetahuan besar sekali. Aristoteles (bahasa Yunani: ‘Aριστοτέλης Aristotélēs), (384 SM – 322 SM) adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato
dan guru dari Alexander yang
Agung. Ia menulis berbagai subyek yang berbeda, termasuk fisika, metafisika, puisi,
logika, retorika, politik, pemerintahan, etnis,
biologi dan zoologi. Bersama dengan Socrates dan Plato,
ia dianggap menjadi seorang di antara tiga orang filsuf yang paling berpengaruh
di pemikiran Barat.
Aristoteles lahir
di Stagira, kota di wilayah Chalcidice,
Thracia, Yunani (dahulunya termasuk wilayah Makedonia tengah) tahun 384 SM. Ayahnya adalah tabib
pribadi Raja Amyntas dari Makedonia. Pada usia 17
tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato
di Athena selama 20 tahun. Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi Alexander dari
Makedonia. Saat Alexander berkuasa di tahun 336 SM, ia kembali ke Athena. Dengan
dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian mendirikan akademinya sendiri
yang diberi nama Lyceum,
yang dipimpinnya sampai tahun 323 SM. Perubahan
politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan dirinya harus kembali kabur dari
Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana dulu dialami Socrates.
Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut. Aristoteles sangat
menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Pemikiran-Pemikiran Aristoteles :
Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan
yang pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih
dekat dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada
waktu ia memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika, yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling
penting, selain kontribusinya di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik,
Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang
mengumpulkan dan mengklasifikasikan spesies-spesies biologi secara sistematis.
Karyanya ini menggambarkan kecenderungannya akan analisis kritis, dan pencarian
terhadap hukum alam dan keseimbangan pada alam.
Berlawanan dengan Plato yang menyatakan teori
tentang bentuk-bentuk ideal benda, Aristoteles menjelaskan bahwa materi tidak
mungkin tanpa bentuk karena ia ada (eksis). Pemikiran lainnya adalah tentang
gerak dimana dikatakan semua benda bergerak menuju satu tujuan, sebuah pendapat
yang dikatakan bercorak teleologis. Karena benda tidak dapat bergerak dengan
sendirinya maka harus ada penggerak dimana penggerak itu harus mempunyai
penggerak lainnya hingga tiba pada penggerak pertama yang tak bergerak yang
kemudian disebut dengan theos,
yaitu yang dalam pengertian Bahasa Yunani sekarang dianggap berarti Tuhan.
Logika Aristoteles adalah suatu sistem
berpikir deduktif
(deductive reasoning), yang
bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia
menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif
(inductive thinking).
Hal lain dalam kerangka berpikir yang menjadi
sumbangan penting Aristoteles adalah silogisme yang dapat digunakan dalam
menarik kesimpulan yang baru yang tepat dari dua kebenaran yang telah ada.
Misalkan ada dua pernyataan (premis) :
¶ Setiap manusia pasti akan mati
(premis mayor).
¶ Sokrates adalah manusia (premis
minor)
¶ maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa Sokrates pasti akan mati
Di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk
politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki.
Karena luasnya lingkup karya-karya dari
Aristoteles, maka dapatlah ia dianggap berkontribusi dengan skala ensiklopedis,
dimana kontribusinya melingkupi bidang-bidang yang sangat beragam sekali
seperti Fisika, Astronomi, Biologi, Psikologi, Metafisika (misalnya studi
tentang prisip-prinsip awal mula dan ide-ide dasar tentang alam), logika
formal, etika, politik, dan bahkan teori retorika dan puisi.
Di bidang seni, Aristoteles memuat pandangannya
tentang keindahan dalam buku Poetike.
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan. Ia
mengatakan bahwa pengetahuan dibangun atas dasar pengamatan dan penglihatan.
Menurut Aristoteles keindahan menyangkut keseimbangan ukuran yakni ukuran
material. Menurut Aristoteles sebuah karya seni adalah sebuah perwujudan
artistik yang merupakan hasil chatarsis disertai dengan estetika.
Chatarsis adalah pengungkapan kumpulan perasaan yang dicurahkan ke luar.
Kumpulan perasaan itu disertai dorongan normatif. Dorongan normatif yang
dimaksud adalah dorongan yang akhirnya memberi wujud khusus pada perasaan
tersebut. Wujud itu ditiru dari apa yang ada di dalam kenyataan. Aristoteles
juga mendefinisikan pengertian sejarah yaitu Sejarah merupakan satu sistem yang
meneliti suatu kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk kronologi. Pada
masa yang sama, menurut beliau juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa
lalu yang mempunyai catatan, rekod-rekod atau bukti-bukti yang konkrit.
Pengaruh Aristoteles
Meskipun sebagian besar ilmu pengetahuan yang
dikembangkannya terasa lebih merupakan penjelasan dari hal-hal yang masuk akal
(common-sense explanation),
banyak teori-teorinya yang bertahan bahkan hampir selama dua ribu tahun
lamanya. Hal ini terjadi karena teori-teori tersebut karena dianggap masuk akal
dan sesuai dengan pemikiran masyarakat pada umumnya, meskipun kemudian ternyata
bahwa teori-teori tersebut salah total karena didasarkan pada asumsi-asumsi
yang keliru.
Dapat dikatakan bahwa pemikiran Aristoteles sangat
berpengaruh pada pemikiran Barat dan pemikiran keagamaan lain pada umumnya.
Penyelarasan pemikiran Aristoteles dengan teologi Kristiani dilakukan oleh Santo Thomas Aquinas di abad ke-13, dengan teologi Yahudi oleh Maimonides (1135 – 1204), dan dengan
teologi Islam oleh Ibnu Rusyid (1126
– 1198). Bagi manusia abad pertengahan, Aristoteles tidak saja dianggap sebagai
sumber yang otoritatif terhadap logika dan metafisika, melainkan juga dianggap
sebagai sumber utama dari ilmu pengetahuan, atau "the master of those who know", sebagaimana yang kemudian
dikatakan oleh Dante Alighieri.
Sumbangan
yang sampai sekarang masih digunakan dalam ilmu pengetahuan adalah mengenai
abstraksi, yakni aktivitas rasional di mana seseorang memperoleh pengetahuan.
Menurut Aristoteles ada tiga macam abstraksi, yakni abstraksi fisis, abstraksi
matematis, dan metafisis.
Abstraksi
yang ingin menangkap pengertian dengan membuang unsur-unsur individual untuk
mencapai kualitas adalah abstraksi fisis. Sedangkan abstraksi di mana subjek
menangkap unsur kuantitatif dengan menyingkirkan unsur kualitatif disebut
abstraksi matematis. Abstraksi di mana seseorang menangkap unsur-unsur yang
hakiki dengan mengesampingkan unsur-unsur lain disebut abstraksi metafisis.
Teori
Aristoteles yang cukup terkenal adalah tentang materi dan bentuk. Keduanya ini
merupakan prinsip-prinsip metafisis, Materi adal.ah prinsip yaug tidak
ditentukan, sedangkan bentuk adalah prinsip yang menentukan. Teori ini terkenal
dengan sebutan Hylemorfisyme.
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan Yunani Kuno
Teknologi Yunani Kuno
berkembang maju pada saat abad ke-5 SM, dan sampai dengan zaman Roma dan
seterusnya. Penemun yang dianggap dihasilkan oleh Yunani Kuno termasuk gir,
skrup, obeng, jam air, ketapel, teknik pembuatan barang dari perunggu dan
penggunaan uap untuk menggerakkan mesin dan mainan. Kebanyakan ciptaan ini
berlaku di akhir zaman Yunani, sering kali diinspirasikan untuk memperbaiki
senjata dan taktik dalam peperangan. Dan juga diterapkannya teknologi kincir
air untuk alat eksloitasi oleh orang-orang Roma. Mereka juga mempunyai sistem pensurveian dan matematika
tahap tinggi, dan banyak kemajuan mereka, diterbitkan oleh ahli falsafah
seperti Archimedes dan Hero.
Teknologi
air
Sumber air adalah antara sumbangan terpenting dari
Yunani kuno kepada banyak teknologi modern. Banyak bidang yang bergantung
kepada sumber air, terutama di kawasan pelabuhan, seperti penggunaan air bawah
tanah, perpipaan untuk saluran air, tanggul dan saluran air hujan, air mancur,
air untuk kebutuhan rumah tangga dan serta air untuk tujuan rekreasi.
Pertambangan
Orang Yunani membangun tambang-tambang perak
sampai di Laurium, dan keuntungannya digunakan untuk
pembangunan Athena sebagai sebuah pelabuhan dan negara.
Bijih-bijih yang ditambang dari dalam tanah dibersihkan dan kemudiannya
dileburkan untuk menghasilkan logam perak asli. Tempat-tempat pembersihan bijih
ini, yang dipercantik. Pertambangan tersebut dilengkapi tangki-tangki yang
menampung air hujan atau salju ketika musim dingin.
Teknologi
Perkembangan teknologi yunani Kuno agak terhambat
karena pandanganya terhadap buruh, menurut mereka buruh adalah hina dan tidak
boleh mengaplikasikan teknologi. Namun, akhirnya pada abad ke-6SM oleh Eupalinos di Samos telah memberi pandangan baru bahwa
buruh harus mempunyai skill dan boleh mengakplikasinya.
Teknologi
Yunani Kuno
Teknologi
|
Tahun
|
Keterangan
|
sekitar
600 SM
|
Penggabungan
peta geografi pertama dibuat oleh Anaximander dan Erasthothenes
|
|
Derek
|
sekitar
515 SM
|
Alat
penghemat tenaga yang membuat pekerjaan menjadi lebih efisien. Kemudian
pemakaian roda ditambah untuk pekerjaan yang lebih berat.
|
sekitar
abad ke-5 SM
|
Pasak
dengan jenis yang lain, diperkenalkan di Yunani pada abad 5 SM
|
|
Gear
|
sekitar
abad ke-3 SM
|
Perkembangan
dari zaman prasejarah untuk tujuan yang praktis
|
Sistem
Pipa
|
sekitar
abad ke-5 SM
|
Saluran
pipa digunakan untuk mencukupi kebutuhan air yang biasa digunakan sehari-hari
|
Perencanaan
Kota
|
sekitar
abad ke-5 SM
|
Miletus
adalah orang yang pertama kali merencanakan tata kota yang mempunyai batas
dan ruang terbuka
|
sekitar
abad ke-3 SM
|
Lighthouse di Alexandriaas didesain oleh Sostratus dari Cnidus.
|
|
sekitar
300 SM
|
Digunakan
pertama kali pada tahun 200SM, ditemukan oleh Ctesitius
|
|
sekitar
abad ke-3 SM
|
Odometer
adalah alat untuk menentukan jarak perjalanan, ditemukan pada abad 3 SM oleh
Archimedes
|
|
sekitar
abad ke-3 SM
|
Ctesibius dari Alexandria mencipta sebuah
bentuk meriam primitif, dioperasi oleh tekanan angin.
|
|
Dermaga
|
sekitar
200 SM
|
Ditemukan
oleh Athenaeus dari Naucratis.
|
Kincir
Angin dan pompa air
|
sekitar
abad ke-2 SM
|
Ditemukan
oleh Ctesibius yang sangat berguna untuk mencukupi kebutuhan
|
150
SM
|
Komputer
analog sebagai alat hitung sederhana dan ditemukan oleh archimedes
|
|
Abad
1SM
|
Ditemukan
oleh Alexandria, Pintu otomatis untuk kuil.
|
Arsitektur Yunani Kuno
Arsitektur ( bangunan yang dikerjakan menjadi
suatu desain yang estetik) mulai berakhir di Yunani dari akhir periode
Mycenaean ( sekitar 1200 SM) sampai abad ke 7 SM, manakala kehidupan kota dan
kemakmuran kembali dan sampai batas di mana gedung pemerintah dapat dikerjakan.
Tetapi sejak bangunan Yunani kuno berada di Archaic dan awal periode klasik
dibuat dari kayu atau tanah liat, tidak ada apapun sisa reruntuhan di antara
bangunan tersebut kecuali tanah dan di sana hampir tidak ada sumber tertulis
tentang awal arsitektur atau uraian dari bangunan tersebut. Kebanyakan
pengetahuan tentang Arsitektur Yunani datang dari minoritas bangunan yang
menyangkut gaya klasik,Hellenistic dan periode Roma (sejak arsitektur roma
mengikuti gaya Yunani). Ini berarti hanya kuil yang bangunannya kuat yang
bertahan.
Arsitektur, seperti lukisan dan pahatan tidak
dilihat sebagai suatu " seni" pada Periode Yunani jaman kuno. Arsitek
adalah seorang tukang yang ahli yang dipekerjakan oleh bangsawan atau orang
kaya. Tidak ada perbedaan antara arsitek dan pemborong bangunan. Arsitek
merancang bangunan, menyewa tenaga kerja dan tenaga ahli untuk membangun dan
bertanggung jawab atas anggaran dan penyelesaian tepat waktu kedua-duanya. Ia
tidak menikmati statusnya, tidak seperti arsitek pada bangunan modern. Bahkan
nama arsitek tidak dikenal sebelum abad ke 5. Seorang arsitek seperti Iktinos,
yang merancang Parthenon, yang hari ini dinilai sebagai seorang arsitektur yang
genius, diperlakukan pada waktu itu dalam seumur hidupnya tidak lebih daripada
seorang pedagang.
Bentuk standar Gedung pemerintah Yunani dikenal
mempunyai bantuk yang sama dari Parthenon, dan bahkan bangsa Roma membangun
bangunan mereka ,engikuti gaya Yunani, seperti Kuil untuk semua dewa di Roma.
Bangunan pada umumnya membentuk suatu dadu atau kubus ataupun suatu segiempat
panjang dan dibuat dari batu gamping. Pualam adalah suatu material bangunan
mahal di Yunani: pualam mutu tinggi datang hanya dari Mt Pentelus di Attica dan
dari beberapa pulau seperti Paros, dan jalur transportasinya sangat sulit. Batu
pualam digunakan dalam pahatan dekorasi, tidak berstruktur, kecuali di dalam
bangunan paling agung periode zaman Klasik seperti Parthenon.
Titik dari atap Yunani yang rendah membuat suatu
bentuk persegi tiga pada masing-masing tepi bangunan, pediment, yang mana pada
umumnya diisi dengan dekorasi pahatan. Sepanjang sisi dari bangunan, antara
kolom dan atap, adalah suatu baris blok sekarang dikenal sebagai entablature,
yang permukaannya menyajikan suatu ruangang untuk memahat, dekorasi yang
dikenal sebagai metopes dan triglyphs. Tidak ada yang dapat menyelamatkan
bagunan Yunani dari keruntuhan, tetapi bangunan aslinya dapat dilihat pada
beberapa tiruan dari bangunan modern Yunani, seperti Yunani Akademi Nasional
yang membangun di Athena,
Format Arsitektur umum lainnya yang digunakan
dalam arsitektur Yunani adalah tholos, suatu struktur lingkaran dimana contoh
yang terbaik adalah pada Delphi (lihat gambar 1.3) dan tujuan religiusnya
adalah melayani pemuja kuil, propylon atau serambi, yang mengapit pintu masuk
ke ruangan terbuka dan cagar alam ( contoh yang terbaik yang dikenal adalah
pada Acropolis Athens), dan stoa, suatu aula yang sempit panjang dengan suatu
colonnade terbuka pada satu sisi yang digunakan untuk mengatur barisan kolom
kuil Yunani. Suatu stoa yang telah dipugar adalah Stoa Attalus dapat dilihat di
Athena.
Dasar dari segiempat panjang atau kubus pada
umumnya diapit oleh colonnades ( baris kolom) pada bagian atas baik dua maupun
pada keempat sisinya. Ini adalah format dari Parthenon. Sebagai alternatif,
suatu bangunan berbentuk kubus akan membuat suatu serambi bertiang-tiang ( atau
pronaos dalam) istilah Yunani) sebagai pembentukan pintu masuknya, seperti
terlihat pada setiap Kuil untuk semua dewa. Yunani memahami prinsip dari
pekerjaan menembok bangunan lengkung tetapi penggunaannya sangat sedikit dalam
bangunan Yunani dan bangunan Yunani tidak meletakkan kubah pada atas bangunan
mereka tetapi mengatapi bangunan mereka dengan balok kayu yang ditutup dengan
terra cotta ( atau adakalanya batu pualam).
Kuil adalah tempat terbaik yang dikenal umum dalam
dunia arsitektural. Kuil tidak mempunyai fungsi yang sama dalam melayani
seperti pada gerja modern. Untuk satu hal, altar memikul langit yang terbuka di
dalam temenos atau tempat pengorbanan suci. Kuil bertindak sebagai tempat
penyimpanan benda-benda yang dianggap berhubungan langsung dengan dewa yang
dipuja. Kuil adalah suatu tempat untuk pemuja dewa untuk meninggalkan sesaji
yang memenuhi nazar mereka, seperti persembahan patung, Pada bagian dalam kuil,
cella, begitu para pemuja sebagian besar menyimpan barang pemujaan mereka dalam
ruangan besi dan gudang. Dan bangunan itu pada umumnya dilapisi oleh baris
kolom yang lain .
Tiap-Tiap Kota di Yunani dengan segala ukurannya
juga mempunyai suatu palaestra atau ruang olah raga. Ruangan ini sangat terbuka
dengan atap terbuka menghadap ke langit dan dilapisi dengan colonnades,
digunakan untuk kejuaraan atletik dan latihan juga sebagai pusat perkumpulan
kegiatan sosial dan juga tempat perkumpulan kaum pria. Kota Yunani juga perlu
sedikitnya satu bouleuterion atau sidang, suatu bangunan yang besar yang
sebagai ruang pertemuanyang menempatkan dewan kota ( boule) dan sebagai gedung pengadilan.
Karena Yunani tidak menggunakan bangunan lengkung atau kubah, mereka tidak bisa
membangun ruang besar tanpa didukung oleh atap, bouleuterion adalah baris tiang
dan kolom internal yang digunakan untuk menopang atap atas.
Terakhir, tiap-tiap Kota di Yunani mempunyai suatu
teater. Ini digunakan untuk pertemuan-pertemuan publik atau drama. Acara di
dalam teater berkisar pada abad ke 6 BC ( lihat Teater Yunani). Teater pada
umumnya yang ditetapkan dalam suatu lereng bukit di luar kota itu , dan mempunyai
tempat duduk berupa barisan yang ditetapkan dalam suatu seperdua lingkaran di
sekitar area pusat orkes atau acara. Di belakang orkes adalah suatu bangunan
rendah yang disebut skene, yang mana bertindak sebagai suatu gudang, suatu
kamar ganti, dan juga sebagai latar belakang pada tindakan yang berlangsung di
dalam orkes atau pertunjukkan tersebut. Sejumlah Teater Yunani hampir tetap
utuh, yang terbaik yang dikenal adalah teater Epidaurus.
Ada dua gaya utama dalam Arsitektur Yunani, yaitu
Doric dan Ionik. Nama ini digunakan hanya untuk bangsa Yunani sendiri. dan
mencerminkan kepercayaan mereka pada Ionic dan Doric dari zaman kegelapan,
tetapi ini tidak sepenuhnya benar. gaya Doric digunakan di tanah daratan Yunani
dan tersebar dari sana pada wilayah jajahan Yunani di Italia. gaya Yang
bersifat ionik digunakan di kota besar Ionia ( sekarang pantai barat Turki) dan
sebagian dari pulau Aegean. Gaya Doric jadi lebih keras dan formal, yang
bersifat ionik jadi lebih longgar dan dekoratif. Gaya Corinthian yang mempunyai
banyak hiasan adalah perkembangan akhir dari gaya ionik. Gaya ini dikenal
hingga ke ibu kota, tetapi ada perbedaan banyak dalam poin-poin desain dan
dekorasi antara gaya tersebut. Lihatlah artikel yang terpisah pada golongan
klasik.
Matematika Yunani Kuno
Pengaruh matematika Yunani berlanjut selama
beraba-abad. Aritmatika, Geometri dan aljabar yang masih banyak digunakan saat
ini. Sebagai contoh, Phytagoras memiliki gagasan bahwa segala sesuatu di
semesta dapat dinyatakan dengan angka.
Ilmuwan
penting dalam bidang ini:
a.
Phytagoras: Teorema Phytagoras, bilangan irrasional,
b.
Archimedes: Menyumbangkan kombinatorik & persamaan kubik.
c.
Aristoteles: Menyumbangkan logika matematika.
d.
Plato: Menyumbangkan matriks, invers, dan teorema dasar aljabar (bersama
Ababar).
Geologi dan Seismologi
Gempa Bumi yang berasal dari bawah tanah telah
berhasil diteliti oleh orang Yunani kuno. Banyak pendapat yang muncul sehingga
menjadikan topik ini terus berlanjut. Christopher L Linier adalah orang yang
meneliti hal tersebut.
Fisika dan Meteorologi
Perkembangan ini dimulai saat Archimedes yang
menemukan tekanan Hidrostatis. Dan Democratus, Leocippus, dan beberapa ilmuwan
lainnya menemukan teori model atom. Plato juga turut menyumbangkan
sumbangsihnya lewat Polihedron dan Segitiga. Hal lainnya yang ditemukan adalah
listrik, magnet, siklus air dan lainnya.
Socrates juga menjelaskan mengenai fenomena alam
dan bagaimana terjadinya alam dan bgaimana terjadinya fenomena atmosfer.
Kimia Yunano mempunyai teori atom dan selanjutnya
Thales meneliti air. Anaximenes menelaah udara, helicratus meneliti api sebagai
sumber substansial bumi.
Empedocles menambahkan bahwa bumi terkombinasi
oleh unsur elemen yang bekerja sama dengan cinta dan kekejaman. Teori ini yang
dikembangkan Aristoteles,dia juga ikut mengkritik model atom Leocippus dan
Democritus.
Obat-obatan dan psikologi
Obat-obatan, memegang peranan penting selama 1500
tahun. Penemuan ini telah ada sebelum Hipocrates mengembangkannya. Dan di
Alexandria telah terkumpul 20.000 teks halaman masalah psikologi
Pada zaman Yunani kuno ini ada banyak macam
perkembangan dan banyak pula ilmuwan yang mengembangkannya. Hal tersebut
menggambarkan, betapa penuh misterinya dunia seisinya ini. Meskipun, beberapa
teori zaman ini sebagagian terbantahkan dan terpatahkan namun, tetap saja
beberapa ilmu yang banyak lainnya tetap sebagai dasar ilmu-ilmu danpenelitian
lain. Masa Yunani telah ter;ebih dahulu berlalu, akankah berlalu tanpa arti?
Inilah tantangan generasi muda dan ilmuwan untuk tetap berinovasi, berkreasi,
bercipta, rasa, karsa untuk sebuah kemauan ilmu denagn logika yang berasional
dan berbudaya.
DAFTAR
PUSTAKA
Zamzawi,
M. Shuban. 11 November 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan.
Anggims.
9 September 2009. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno. http://anggims.blogspot.com/2009/09/perkembangan-ilmu-pengetahuan-yunani.html.
Anggims.
9 September 2009. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Yunani Kuno. http://anggims.blogspot.com/2009/09/perkembangan-ilmu-pengetahuan-yunani.html.
Fadeli,
M. Khoirul. 14 Maret 2012. Ilmu Pengetahuan dan Perkembangannya. http://blog.uin-malang.ac.id/fadeli/2012/03/14/ilmu-pengetahuan-dan-perkembangannya.
Ayief. 3 September 2011. Perkembangan Ilmu dari Masa ke Masa.
http://id.shvoong.com/humanities/history/2207999-perkembangan-ilmu-dari-masa-ke/#ixzz1oM1pvTPo.
Zamzawi,
M. Shuban. 11 November 2011. Sejarah Perkembangan Ilmu Pengetahuan. http://msubhanzamzami.wordpress.com/2010/11/11/sejarah-perkembangan-ilmu-pengetahuan. (diakses tanggal 15 Maret
2012).
panjang banget mbak.. eheheh
BalasHapus