heloww :D

Selasa, 16 April 2013

Landasan Sejarah Profesi Kependiidikan


LANDASAN SEJARAH
Dalam sejarah panjang kita sejak pembentukan kita sebagai bangsa (nation formation) sampai kepada terbentuknya negara bangsa (state formation dan nation state) yang merdeka, pada setiap kurun zaman , pendidikan tidak dapat  dilepaskan dari filsafat yang menjadi fondasi utama dari setiap bentuk pendidikan karena menyangkut sistem nilai-nilai (systems of values) yang memberi warna.dan menjadi “semangat zaman” (zeitgeist) yang dianut oleh setiap individu, keluarga, anggota-anggota komunitas  atau masyarakat tertentu, atau pada gilirannya bangsa dan negara nasional. Landasan filsafat ini hanya dapat dirunut melalui kajian sejarah, khususnya Sejarah Pendidikan Indonesia.
Sebagai komparasi, di negara-negara Eropa dan Amerika pada abad ke -19 dan ke-20 perhatian kepada Sejarah pendidikan telah muncul dari dan digunakan untuk maksud-maksud lebih lanjut yang bermacam-macam antara lain untuk membangkitkan kesadaran berbangsa, kesadaran akan kesatuan  kebudayaan ,pengembangan profesional guru-guru, atau untuk kebanggaan terhadap lembag-lembaga dan tipe-tipe pendidikan tertentu ( Silver, 1985:2266).
Substansi dan tekanan dalam Sejarah pendidikan itu bermacam-macam tergantung kepada maksud dari kajian itu mulai dari tradisi pemikiran dan para pemikir besar dalam pendidikan, tradisi nasional, sistem pendidikan beserta komponen-komponennya, sampai kepada pendidikan dalam hubungannya  dengan sejumlah elemen problematis dalam perubahan sosial atau kestabilan, termasuk keagamaan, ilmu pengetahuan (sains), ekonomi, dan gerakan-gerakan sosial. Sejarah pendidikan erat kaitannya dengan sejarah intelektual dan sejarah sosial (Silver, 1985: Talbot, 1972:193-210).
Selama ini sejarah pendidikan masih menggunakan pendekatan lama atau tradisional yang umumnya diakronis yang kajiannya berpusat pada sejarah dari ide-ide dan pemikir-pemikir besar dalam pendidikan, atau  sejarah dan sistem pendidikan dan lembaga- lembaga, atau sejarah perundang-undangan dan kebijakan umum dalam bidang pendidikan.(Silver,1985:2266). Pendekatan yang umumnya diakronis ini dianggap statis,sempit serta terlalu melihat ke dalam. Sejalan dengan perkembangan zaman dan kemajuan dalam pendidikan besrta segala macam masalah yang timbul dan ditimbulkannya. Penanganan serta pendekatan baru dalam sejarah pendidikan dirasakan sebagai kebutuhan yang mendesak oleh para sejarawan pendidikan kemudian ( Tabolt, 1972:206-207).
Sehubungan dengan di atas pendekatan sejarah pendidikan baru tidak cukup dengan cara-cara diakronis saja. Perlu ada pendekatan metodologis yang baru, antara lain interdisiplin. Dalam pendekatan interdisiplin dilakukan kombinasi pendekatan diakronis sejarah dengan  sinkronis ilmu-ilmu sosial. Sekarang ini ilmu-ilmu sosial tetentu seperti antropologi, sosiologi, dan politik telah memasuki “perbatasan” (sejarah) pendidikan dengan “ilmu-ilmu terapan” yang disebut  antropologi pendidikan, sosiologi pendidikan, dan politik pendidikan. Dalam pendekatan ini dimanfaatkan secara optimal  dan maksimal hubungan dialogis  “simbiose matualistis” antara sejarah dan ilmu-ilmu sosial.
A.    Sejarah Pendidikan Dunia
Umur sejarah pendidikan dimulai dari zaman Hellenisme tahun 150-500 SM ke zaman pertengahan tahun 500-1500, zaman Hunamisme atau renaissance serta zaman Reformasi dan kontra reformasi tahun 1600 –an. Pendidikan zaman-zaman ini belum banyak memberikan kontribusinya kepada pendidikan zaman sekarang.
Pendidikan mulai menunjukkan eksistensinya sejak zaman realisme. Realisme menghendaki pikiran yang praktis. Saat ini berkembangnya ilmu-ilmu pengetahuan alam. Tokoh realisme zaman ini adalah Francis Bacon (abad ke 17) yang mengembangkan metode induktif. Pendapat Bacon adalah sebagai berikut:
1.        Dalam menemukan dan mengembangkan pengetahuan, pandangan harus diarahkan kepada realita alam ini serta hal-hal praktis yang ada di dalamnya.
2.        Alam lingkungan adalah sumber pengetahuan yang bisa didapat lewat alat-alat indra.
3.        Menggunakan metode berpikir induktif, yaitu mulai dari menemukan fakta-fakta khusus kemudian dianalisis sehingga menimbulkan simpulan.
4.        Bila memungkinkan dapat mengembangkan pengetahuan dengan eksperimen-eksperimen.
5.        Penggunaan bahasa daerah lebih diutamakan.
Ada sejumlah prinsip pendidikan yang berkembang pada waktu itu, yang dirumuskan oleh Bacon beserta pengilut-pengikutnya, yaitu.
1.      Pendidikan lebih dihargai daripada pengajaran sebab mengembangkan semua kemampuan manusia.
2.      Pendidikan harus menekankan aktivitas sendiri.
3.      Penanaman pengertian lebih penting daripada hafalan.
4.      Pelajaran disesuaikan dengan perkembangan anak.
5.      Pelajaran harus diberikan satu per satu.
6.      Pengetahuan diperoleh dengan metode induksi.
7.      Semua anak harus mendapatkan kesempatan yang sama untuk belajar.
Tokoh Realisme yang lain yaitu johan Amos Comenius, yang terkenal dengan bukunya Janua Linguarum Reserata atau Pintu Terbuka bagi Bahasa  tahun 1631. Didactica Magna atau buku Didaktik Yang Besar tahun 1632, dan Orbis Pictus atau Gambar Dunia tahun 1651.
Sesudah itu berkembang paham Rasionalisme atau disiplinarianisme dengan tokohnya Jhon Locke pada abad ke 18. Aliran ini bertujuan memberikan kekuasaan bagi manusia untuk berpikir sendiri dan bertindak untuk dirinya.
Tokohnya adalah J.J Rousseau yang menulis buku berjudul Emile, Herbart yang menginginkan pembentukan manusia sosial yang bermoral tinggi, Frobel yang ingin mengembangkan semua kapasitas dan kekuatan yang laten pada anak-anak dan Stanlay Hall yang bertujuan mengembangkan semua kekuatan-kekuatan yang ada sehingga memperoleh kehidupan yang harmonis.
Pada abad ke-19 berkembang zaman Developmentalisme yang memandang pendidikan sebagai proses pengembangan jiwa yang berlangsung dalam setiap individu.Tokoh-tokoh aliran ini adalah Pestalozzi, Johan Fredrich Herbart, Friedrich Wilhelm frobel di Jerman dan Stanley Hall di Amerika Serikat.
Selanjutnya pada abad ke-19 berkembang zaman Nasionalisme. Paham ini muncul sebagai upaya membentuk patriot-patriot bangsa, mempertahankan bangsa dari imperialisme. Tokohnya adalah  Chalotais di Perancis, Fichte di Jerman dan Jefferson di Amerika Serikat. . Pada abad tersebut muncul juga aliran liberalisme dan positisvisme. Tokoh Liberlisme adalah Adam smith dalam bidang ekonomi. Tokoh aliran positivisme dalah August Comte yang hanya percaya kepada kebenaran yang diamati oleh panca indera.
Pada abad ke-20 muncul aliran sosial dalam pendidikan dengan tokoh-tokohnya Paul Natorp dan George Kerschensteiner di Jerman serta John Dewey di Amerika Serikat. Maria Montessori, Ovide Declory dan Hellen Parkhurst dengan pendidikan bebas, dengan semboyan mendidik dalam kebebasan untuk kebebasan.
B.     Sejarah Pendidikan Indonesia
Pendidikan di Indonesia sudah ada sebelum Negara Indonesia berdiri. Sebab itu sejarah pendidikan di Indonesia juga cukup panjang. Pendidikan itu telah ada sejak zaman kuno, kemudian diteruskan dengan zaman pengaruh agama Hindu dan Budha, zaman pengaruh agama Islam, pendidikan pada zaman kemerdekaan. Pada waktu bangsa Indonesia berjuang merintis kemerdekaan ada tiga tokoh pendidikan sekaligus pejuang kemerdekaan, yang berjuang melalui pendidikan. Mereka membina anak-anak dan para pemuda melalui lembaganya masing-masing untuk mengembalikan harga diri dan martabatnya yang hilang akibat penjajahan Belanda. Tokoh-tokoh pendidik itu adalah :

1.      Mohammad Syafei
Yang mendirikan sekolah INS atau Indonesisch Nederlandse School di Sumatera Barat pada tanggal 31 Oktober 1926. Sekolah ini lebih dikenal dengan nama Sekolah Kayutanam, sebab sekolah ini didirikan di desa Kayutanam. Sekolah ini berawal dari sebuah rumah yang disewa sebagai kelas belajar, namun kemudian berkembang menjadi sebuah kampus dengan fasilitas yang lengkap. INS memiliki falsafah pendidikan yang berorientasi kepada bakat serta sifat aktif, kreatif, dan produktif yang berlandaskan kepada alam yang berkembang. Salah satu program yang dikembangkan adalah Seni rupa dan kerajinan.
2.      Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara setelah pulang dari pengasingan, bersama-sama rekan seperjuangannya mendirikan sebuah perguruan yang bercorak nasional yaitu National Onderwijs Institut Tamansiswa(Perguruan Nasional Tamansiswa) pada tanggal 3 Juli 1922. Pemerintah Belanda berupaya merintangi dengan mengeluarkan Ordonansi Sekolah Liar pada 1 Oktober 1932.tetapi dengan kegigihan memperjuangkan haknya, sehingga ordonansi tersebut dicabut. Sifat, system, dan metode pendidikannya diringkas ke dalam empat keemasan, yaitu asas Taman Siswa, Panca Darma, Adat Istiadat, dan semboyan atau perlambang.Asas Taman Siswa dirumuskan pada Tahun 1922, yang sebagian besar merupakan asas perjuangan untuk menentang penjajah Belanda pada waktu itu. Tahun 1947 direvisi yang diberi nama Panca Darma. Isi Panca Darma yaitu:
a.         Kemanusiaan, yaitu berupaya menghargai  sesama manusia dan mahluk tuhan lainnya
b.         Kebangsaan, ialah bersatu dalam suka dan duka, tetapi menghindari chaufinistis, dan tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan
c.         Kebudayaan nasional harus dilestarikan dan dikembangkan
d.        Kodrat alam, manusia adalah bagian dari alam, maka manusia harus dibina dan berkembang sesuai dengan kodrat alam
e.         Kemerdekaan atau kebebasan, setiap anak harus diberi kesempatan bebas mengembangkan diri sendiri

3.      Kyai Haji Ahmad Dahlan
Tanggal 8 dzulhijjah 1330 H atau 18 Nopember 1912 M  adalah kelahiran sebuah gerakan islam modernis terbesar di Indonesia yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis dari kota Santri Kauman Yokyakarta, diajukan pengesahannya tanggal 20 Desember 1912 dengan mengirim “Statuten Muhammadiyah (Anggaran Dasar Muhammadiyah yang  pertama, th.1912),  Yang kemudian baru disyahkan oleh gubernur Jendral Belanda pada 22 Agustus 1914.Kata Muhammadiyah secara bahasa berarti pengikut Nabi Muhammad. 
Penggunaan kata Muhammadiyah dimaksudkan untuk menisbahkan (menghubungkan) dengan ajaran dan jejak perjuangan nabi Muhammad. Penisbahan nama tersebut menurut H. Djarnawi Hadikusuma mengandung pengertian  “ Dengan nama itu dia bermaksud untuk menjelaskan bahwa  pendukung organisasi itu  ialah umat Muhammad, dan asasnya adalah ajaran nabi Muhammad s.a.w, yaitu islam.
Dan tujuannya adalah  memahami dan melaksanakan agama islam sebagai  yang memang ajaran yang serta dicontohkan  oleh nabi Muhammad saw, agar supaya dapat menjalani kehidupan dunia sepanjang kemauan agama islam. Dengan demikian ajaran islam yang suci dan benar itu dapat  memberi napas bagi kemajuan umat islam dan bangsa Indonesia pada umumnya”.
Menurut Nurcholis Madjid (1983,310) Dahlan memang sosok pencari kebenaran yang hkiki, yang menangkap apa yang tersirat  dalam tafsir Al-Manar dan tokoh unik karena usaha pembaharuannya  tidak melalui pendahuluan atau prakondisi tertentu sebelumnya.
Secara Idelistik menurut Djarnawi (t.t:68) gagasan untuk mendirikan Muhamadiyah timbul dalam hati sanubari Kyai Dahlan sendiri karena didorong oleh  sebuah ayat dalam Al-Qur’an  yakni surat Al-Imran 104, yang berbunyi “Wal takum minkum ummatun yad’u;na ilal khairi wa yakmuru : na bil ma’rufi wa yanhauna ‘anil munkari wa ula: ika humul muflihun”: Adakanlah diantara kamu segolongan  umat yang menyuruh manusia kepada keutamaan dan menyuruh berbuat kebajikan serta mencegah berlakunya perbuatan yang munkar. Umat yang berbuat demikian itulah yang akan berbahagia.
Ada lima butir yang dijadikan dasar pendidikan yaitu:
a.       Perubahan cara berpikir
b.      Kemasyarakatan
c.       Aktivitas
d.      Kreativitas
e.       Optimisme
C.    Masa Perjuangan Bangsa
Perjuangan bangsa Indonesia pada awalnya bersifat kedaerahan dan mulai berubah menjadi perjuangan bangsa sejak didirikannya Budi Utomo tahun 1908 oleh Dr.Wahidin. Organisasi Budi Utomo dengan Ciri-ciri:
a.       Dasar organisasi adalh kebudayaan
b.      Tujuannya adalah untuk memajukan bangsa Indonesia dalam segala bidang kehidupan terutama kebudayaan
c.       Pimpinan adalah orang-orang Indonesia yang bukan pelajar
Perjuangan bangsa Indonesia untuk mewujudkan suatu bangsa yang merdeka dan mengisimya agar menjadi jaya adalah panjang sekali. Perjuangan itu yang dimulai dari zaman kerajaan, sudah dikumandangkan, nilai-nilai keprajuritan sudah ditanamkan, dan sangat membela kerajaan sudah dikobarkan. Walaupun perjuangan ini bersifat kedaerahan, namun nilai semangat juang itu sudah cukup besar artinya bagi generasi yang mewarisi sejarah itu.
Perjuangan yang bersifat daerah itu berubah menjadi perjuangan bangsa sejak didirikannya: pertama, Budi Utomo pada tahun 1908.Pada waktu D.r. Wahidin Sudirohusodo mendirikan Budi Utomo, maka pada tahun 1913 beliau mendirikan Darmawara atau Studi fonds. Gerakan ini dibantu oleh pemerintah.Kedua, Budi Utomo mengusulkan agar sekolah dasar yang lamanya 3 tahun dijadikan 4 tahun. Selanjutnya, untuk kota-kota pendidikan untuk rakyat ini lamanya 5 tahun. Ketiga, mengusulkan agar pemerintah mendirikan HIS sehingga anak-anak bu,mi putra dapat melanjutkan pelajaran seperti anak-anak Belanda yang memperoleh pendidikan a-la Barat. Untuk melaksanakan cita-cita tersebut, Budi Utomo mendirikan 3 sekolah netral, yaitu di Solo dan dua buah di Yogyakarta.
Pada tahun 1918, pendidikan Budi Utomo telah berkembang semakin pesat, antara lain denagan dibukanya Kweekshooh di Jawa Tengah, kemudian mendirikan sekolah guru kepandaian putrid untuk sekolah Kartini. Demikian pula didirikn 6 buah normal school untuk sekolah angka 2 disampng dua buah normal school khusus untuk putrid. Dalam rangka pendidikan di desa-desa, didirikanlah 10 kursus guru desa. Demikianlah, pada tahun itu sekolah-sekolah Budi Utomo telah berkembang menjadi “sekolah angka 2” bertambah 60 buah, SD bertambah 400, dan mendirikan sekolah peralihan pada 20 sekolah angka 2.
Sugondo Djojopuspito,ketua kongres pemuda, mengatakan bahwa tujuan kongres pemuda 1 tahun 1926 ialah untuk memajukan paham persatuan kebangsaan, serta mengeratkan hubungan antara semua perkumpulan kebangsaan. Atau dengan kata lain apabila kongres pemuda 1 bertujuan menyiarkan perasaan persatuan Indonesia, maka tujuan kongres pemuda II tahun 1928 ialah menguatkan perasaan persatuan kebangsaan pemuda Indonesia.
Betapa eratnya perjuangan nasional dan pendidikan nasional dapat kita lihat pula dalam perkembangan perhimpunan Indonesia di Belanda. Dalam pidato pembelaan Bung Hatta bulan Juli 1927 di pengadilan Den Haag, beliau mengusulkan supaya ada perbaikan dalam berbagai bidang social antara lain:
1)      perlu diadakan undang-undang social. Segera dihapuskannya puenale sanksi dan supaya jam kerja sehari dibatasi 8 jam.
2)      Menghapuskan sama sekali praktek riba karena praktek ini sangat memlaratkan rakyat.
3)      Pembinaan pendidikan nasoinal.
4)      Perbaikan derajat rakyat. Kemajuan berfikir dan penglihatan para mahasiswa kita yang belajar di Belanda pada waktu itu memang sangat jauh menjangkau masa depan bangsa kita.
Budi Utomo dirintis olehWahidan, seorang bangsa Indonesia yang sempat mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi waktu itu. Mula-mula ia mendirikan Yayasan Dana belajar dengan maksud agar lebih banyak bangsa Indonesia dapat berkesempatan belajar dan untuk mempertinggi kebudayaan Indonesia.
Pendidikan pada zaman penjajahan Belanda dapat dikatakan tidak menguntungkan bangsa Indonesia. Pada waktu itu terjadi dualisme dalam pendidikan yaitu:
1.      Sistem pendidikan untuk anak-anak orang Belanda dan orang-orang Eropa lainnya. Sistem pendidikan ini lengkap mulai dariSD sampai SMA dan lulusannya dapat hak untuk meneruskan ke Eropa.
2.      Sistem pendidikan untuk anak-anak orang Indonesia, yaitu sebagian besar SD 3 tahun, dan beberapa SD 5tahun. Dan lulusannya dimaneaatkan untuk menjadi pegawai-pegawai pemerintah jajahan yang dibayar murah.
Berkat perjuangan bangsa Indonesia yang gigih dan kemudian muncul politik etis, jumlah lembaga pendidikan diperbanyk dan jenjangnya ditingkatkan serta lebih beragam. Sampai perguruan tinggi pin didirikan yaitu kedokteran dan hokum. Tetapi hanya sejumlah kecil bangsaIndonesia yang sempat menikmatinya.
Seorang tamatan kedokteran pada perguruan tinggi di atas adalah Wahidin, yang setelah mendirikan Yayasan Dana Belajar, meneruskannya dengan mendirikan Budi Utomo karena mendapat sambutan hangat dari mahasiswa. Pergerakn kebangsaan yang bersifat nasional dimulai dari kalangan warga kampus, yaitu alumni dan para mahasiswa.
Ciri-ciri organisasi Budi Utomo adalah:
1.      Dasar organisasi adalah kebudayaan.
2.      Tujuannya adalah untuk memajukan bangsa Indonesia dalam segala bidang kehidupan, terutama kebudayaan.
3.      Pimpinan adalah orang-orang Indonesia yang bukan pelajar.
Salah satu usaha organisasi ini adalah mendirikan sekolah-sekolah swasta, untuk menghidupkan dan menggalang rasa kebangsaan, cinta kebudayaan sendiri, melestarikan dan mengembangkannya. Kesadaran akan makna dan manfaat organisasi pergerakan kebangsaan makin lama makin meningkat. Akibatnya, organisasi-organisasi yang senada dengan Budi Utomo banyak bermunculan seperti serikat dagang, perkumpulan pemuda, dan artai politik.
Perjuangan kebangsaan semakin meningkat sejak dilakukannya sumpah pemuda tahun1928. Dari isi sumpah pemuda ini kelihatan bahwa persatuan bangsa Indonesia semakin kuat, karena merasa diikat oleh negara, bangsa, dan bahasa yang satu yaitu Indonesia.
Perjuangan melawan penjajah tidak pernah padam, perjuangan berlangsung terus dari waktu ke waktu. Proses perjuangan seperti ini menempa jiwa seseorang untuk berjiwa patriotic. Jiwa patriotic memiliki nilai-nilai 45 dan serangan 45.

Nilai-nilai 45 dapat diwujudkan antara lain:(menurut Gema,1988 dan Surono, 1988)
1.      Berani berbuat
2.      Rela berkorban
3.      Kompak bersatu
4.      Rasa senasib sepenanggungan
5.      Pantang menyerah
6.      Patuh kepada pemimpin
7.      Kendahulukan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi
8.      Cinta akan kebenaran dan keadilan
9.      Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Nilai-nilai di atas bila sudah dipahami dan dihayati akan dapat membentuk jiwa 45. Selanjutnya orang yang telah memiliki jiwa 45 itu akan mempunyai semangat 45. Sehingga dikatakan bahwa semangat 45 adalah perwujudan dinamis atau ekspresi dari jiwa 45 yang membangkitkan kemauan untuk berjuang (Surono, 1988).
Ada beberapa segi posotif pada zaman penjajahan Jepang yang merupakan angin segar bagi para pejuang bangsa. Segi-segi positif yaitu:
1.      Jepang memberikan pendidikan militer kepada para pemuda Indonesia, dengan maksud memperkuat pertahanan mereka. Namun pendidikan ini secara tidak langsung memberikan bekal kepada para pejuang bangsa dalam bidang keprajuritan untuk mewujudkan cita-cita merdeka.
2.      Menghapus dualisme pendidikan penjajah Belanda dan menggantikannya dengan pendidikan yang sama bagi setiap orang. Sehungga bukan hanya kelompok-kelompok tertentu yang dapat menikmati pendidikan, melainkan semua lapisan masyarakat.
3.      Pemakaian bahasa Indonesia secara luas diinstruksikan oleh penjajah Jepang. Bahasa Indonesia mulai dipakai di lembaga-lembaga pendidikan, di kntor-kantor, dan dalam pergaulan sehari-hari.
Ketiga hal ini memberi kemudahan kepada bangsa kita, khususnyapara pejuang, untuk merealisasi Indonesia merdeka. Dan hal ini terbukti dengan proklamasi kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Perjuangan bangsa Indonesia tidak sampai di situ.
Sebab gangguan terhadap Indonesia merdeka masih ada yaitu berupa tindakan militer para penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia, tindakan sekelompok orang yang ingin membuat negara sendiri, tindakan orang yang tidak merasa puas, pertentangan paham diantara bangsa sendiridan lain-lain.
Semua gangguan itu secara relatif dapat diatasin berkat semangat 45. Nilai-nilai perjuangan semangat 45 yaitu tidak pantang mundur, penuh pengabdian, dan jauh dari rasa egoisme memegang peranan penting.
Perjuangan bangsa dalam mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan dapat disarikan sebagai berikut:
1.      Perjuangan bersifat nasional
2.      Perlunya persatuan dan kesatuan bangsa
3.      Demokrasi dalam bidang pendidikan
4.      Bahasa Indonesia diberlakukan diseluruh Nusantara
5.      Meningkatkan kebudayaan bangsa Indonesia
6.      Munculnya nilai-nilai 45
7.      Terjadinya individu-individu yang berjiwa dan bersemangat 45

D.    Masa Pembangunan
Setelah Indonesia merdeka, masalah dalam negeri sudah mulai reda, pembangunan untuk mengisi kemerdeaan mulai di gerakan. Pembangunan di laksanakan serentak pada berbagai bidang, baik spiritual maupun material. Prioritas masa pembangunan, prioritas pertama jatuh pada pembangunan bidang ekonomi. Rasionalnya ialah karena bidang ekonomi memegang peranan penting dalam memajukan suatu bangsa dan negara.
Untuk mencapai maksud di atas, maka di kembangkan kebijakan link and match di bidang pendidikan. Konsep keterkaitan dan kepadanan ini di jadikan srategi operasional dalam meningkatkan relevansi pendidikan. Arti konsep ini adalah:(link and match. 1993).
1.      Link berati pendidikan
2.      Match berati lulusan
Inovasi-inovasi pendidikan juga sudah di laksananakan untuk mencapai sasaran pendidikan yang diinginkan, beberapa inovasi yang telah di lakeanakan antara lain adalah(Tilaar, 1996). PPSP yang mencobakan belajar dengan modul, SD pamong yaitu pendidikan aneara masyarakat, orang tua, dan guru, yang hilang dari peredaran setelah muncul SD inpres untuk mengejar target kuantitatif atau pemerataan pendidikan. Inovasi-inovasi ini gagal antara lain karena hanya merupakan imitasi dari praktek-praktek dan pemikiran dunia barat.
Alisyahbana (1990), Mengemukakan ada tiga macam pesimisme di kalangan para ahli pendidikan maksudnya adalah:
a.       Pemerintah seolah-olah belum memiliki political will yang kuat untuk memperbaiki pendidikan
b.      Orang Indonesia memiliki budaya begitu lambanmelakukan informasi sosial
c.       Seolah-olah sulit munculnya tokoh pemikir yang berani menyusun dan memperjuangkan konsep-konsep yang bertalian dengan pendidikan
Deklarasi konfensi nasional pendidikan dua tahun 1992 mengatakan bahwa:
1.      Tealisasi tanggung jawab antara keluarga masyarakat, dan pemerintah, belum terwujud secara menyeluruh dan bahkan belum di hayati sepenuhnya oleh semua pihak.
2.      Di perlukan political will dan pola pembangunan seperti itu untuk daerah terpencil belum terwujud.
3.      Penanaman nilai-nilai budaya maupun agama tidak cukup melalui bidang studi saja seperti keadaan sekarang, melainkan melalui semua bidang studi secara integrative.
Buchori (1990), mengemukakan ada kesenjangan dalam dunia pendidikan yaitu:
a.       Kesenjangan Okupasional, yaitu kesenjangan antara jenis pendidikan atau sifat akademik dengan          tugas-tugas yang akan dilakukan dalam dunia pekerjaan.
b.      Kesenjangan akademik artinya pengetahuan-pengetahuan yang diterima di sekalah acapkali tidak bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari
c.       Kesenjangan kultural, terjadi karena masih banyak lembaga pendidikan menekankan pengetahuan klasik dan humaniora
d.      Kesenjangan Temporal ialah kesenjangan antara wawasan yang dimiliki dengan wawasan dunia sekarang
Pembangunan di bidang pendidikan masih banyak menghadapi hambatan, yang membuat lurusanya kurang memadai.dampak dari kondisi seperti ini adalah pembangunan secara keseluruhan tidak dapat di lewati dengan lancar. Memang benar pembangunan pendidikan secara kuantitatif dapat di pandang sudah berhasil dengan selesainya wajib belajar enam tahun. Pembangunan pendidikan berdasarkan tap MPRS RI no xxv/11/ 1946 pelita, tujuan pendidikan: membentuk manusia pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan sifat yang di kehendaki oleh pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Untuk mencapai dasar dan tujuan pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Memperanggung jawabkan mental/ moral/ Budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama.
2.      Mempertanggung jawaban kecerdasan dan keterampilan membina / memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat.

Salah satu dampak dari hasil pembangunan yang tidak seimbang itu adalah:
a.       Munculnya kenakalan dan perkelahian anak-anak muda disana-sini
b.      Maraknya kolusi diberbagai kalangan sepert ditulis oleh Baharudin Lopa (1996)
c.       Tingginya tingkat korupsi menurut laporan Fortune tentang korupsi di Asia dan survey internasional TIN (Jawa Post 14-8-1995 dan 10-2-1996)
Segi keberhasilan pembangunan yang menonjol yaitu:
a.       Kesadaran masyarakat tentang pentingnya melaksanakan ajaran agama sudah meningkat dengan pesat
b.      Persatuan dan kesatuan bangsa tetap terkendali
c.       Pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat tinggi sampai mencapai 7%
Berikut beberapa masalah dalam masa pembangunan pendidikan:
1.      Pemerintah belum kuat untuk memperbaiki pembangunan
2.      Tanggung jawab bersama antar keluarga, masyarakat dan pemerintah dalam pendidikan belum terealisasi secara menyeluruh
3.      Sulit menemukan tokoh pemikir dalam bidang endidikan
4.      Konsep-konsep inovasi pendidikan bersumber dari dunia barat
5.      Penanaman nilai budaya dan agama tidak cukup melalui bidang studi tertentu
6.      Sekolah menengah umum kebih banyak daripada sekolah kejuruan
7.      Masyarakat lamban melakukan traspormasi sosial untuk beradaptasi dengan era global.
8.      Pembangunan dalam PJP-1 diidentifikasi dalam kategori permasalahan:
9.      Sarana dan prasarana pendidikan
10.  Kualitas dan inovasi pendidikan
11.  Ketenaga kerjaan
12.  Kurikulum
13.  Profesiolisme
14.  Pembiayaan pendidikan
E.     Masa Reformasi
Sebelum memulai uraian tentang masa reformasi, ada baiknya mengetahui ulang masa pembangunan secara global agar uraian bisa bersambung dengan baik. Masa pembangunan yang dimulai tahun 1966 dan berakhir pada tahun 1998. Begitu orde baru jatuh tahun 1998, tampak masyarakat seolah-olah meledak kegirangan karena merasa belenggu yang mengikat mereka sudah hilang. Mereka merasa bebas, bebas sebebas-bebasnya seperti burung baru lepas dan sangkarnya. Mereka menyerukan reformasi untuk mengubah keadaan menjadi lebih baik. Demikianlah pada awal reformasi ini lebih banyak tampak tindakan menuntut kebebasan dibandingkan dengan program reformasi itu sendiri. Seolah-olah bangsa ini melakukan inovasi tanpa program yang jelas.
Reformasi pada awal ini lebih banyak bersifat mengejar kebebasan. Demonstrasi-demonstrasi sering terjadi untuk menuntut keadilan, hak dan pembelaan diri. Partai-partai politik muncul tanpa dapat dibendung sampai puluhan jumlahnya masing-masing dengan aspirasinya sendiri-sendiri. Kebebasan untuk menikmati budaya dan kesenian asing juga semakin menjadi-jadi. Pemerintah merasa kewalahan untuk membendung budaya yang tidak sejalan dengan budaya bangsa ini. Sampai-sampai orang-orang daerah juga mulai berani bergerak memperjuangkan idenya yang sebelumnya terpendam dalam hati, yang menimbulkan pemberontakan di Aceh, di Papua, di Ambon, dan di Poso.
Selain itu, ekonomi semakin terpuruk, pengangguran dan penduduk miskin semakin luas yang semuanya memberi peluang untuk berbuat berbagai kejahatan.
Walaupun gambaran reformasi pada awalnya serba negatif, namun lambat laun keadaan bisa berubah secara perlahan-lahan. Sistem pendidikan mulai berubah, yang didahului oleh perubahan Undang-Undang Pendidikan. UU Pendidikan yang baru menginginkan sistem pendidikan sentralisasi berubah menjadi sistem desentralisasi. Disamping itu pemerintah juga mengubah istilah pendidikan sekolah dan luar sekolah menjadi pendidikan jalur formal, nonformal, dan informal. Maksudnya agar bermacam-macam pendidikan dapat ditangani secara lebih intensif. Sebab ketiga jalur pendidikan ini memegang peranan yang sama pentingnya bagi perkembangan peserta didik dan warga belajar.
Secara konsep sistem desentralisasi pendidikan memang lebih baik daripada sentralisasi pendidikan. Sebab sistem yang baru ini kalau dilaksanakan dengan baik akan dapat memajukan daerah masing-masing sesuai dengan kondisi geografis, budaya, kebutuhan dan kemungkinan-kemungkinan perkembangan di masa depan. Namun sayang, realisasi cita-cita sistem desentralisasi ini belum nampak secara nyata. Dalam artian baru secara konsep. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kelemahan misalnya faktor dana yang ikut memicu keterlambatan keberhasilan sistem desentralisasi pendidikan ini.
F.     Implikasi Konsep Pendidikan
Pembahasan tentang landasan sejarah, dari sejarah pendidikan dunia, sejarah pendidikan dunia, sejarah pendidikan Indonesia, masa perjuangan, sampai dengan masa reformasi, memberi implikasi konsep-konsep pendidikan seperti tersebut di bawah:
1.      Pendidikan diharapkan bertujuan dan mampu:
a.       Mengembangkan semua potensi peserta didik
b.      Mengembangkan kepribadian yang harmonis
c.       Memberi kebebasan kepada anak dalam mengembangkan semua aspek dirinya secara wajar
d.      Mengembangkan bakat masing-masing
e.       Mengembangkan aspek kemanusiaan
f.       Mengembangkan rasa kebangsaan dan aspek kemasyarakatan
g.      Membuat anak bisa hidup mandiri
h.      Membuat anak menghargai dan bersedia bekerja kasar

2.      Proses belajar mengajar dan materi pelajaran diharapkan:
a.       Materi pelajaran sesuai dengan perkembangan anak
b.      Belajar dengan alat-alat peraga
c.       Latihan dipandang penting di samping pemahaman
d.      Guru harus mengabdi kepada anak-anak
3.      Melaksanakan metode global untuk pelajaran bahasa.
4.      Adakalanya pelajaran diberikan dalam bentuk tugas-tugas.
5.      Khusus dalam bidang keilmuan:
a.       Anak-anak harus aktif mencari sendiri
b.      Dicari di lapangan
c.       Dengan metode induktif
6.      Pendidikan agama, nilai-nilai kebudayaan termasuk semangat 45 perlu diintensifkan. Hal itu tidak cukup diberikan dalam bidang studi saja, melainkan harus diperluas kepada bidang-bidang studi lain secara integratif. Dengan demikian harapan Emil Salim (1990) bahwa ciri utama pendidikan di Indonesia adalah keseimbangan antara aspek materiil dan spiritual akan tercapai.
7.      Proses pendidikan diupayakan mengacu kepada perbedaan individual anak-anak.
8.      Demokratisasi dalam pendidikan, semua anak mendapat hak yang sama untuk belajar.
9.      Pendidikan pada era globaisasi haruslah berintikan pada pengembangan ilmu dan teknologi. Hal iini sesuai dengan harapan Noeng Muhadjir (1996).
10.  Inovasi harus bersumber dari hasil-hasil penelitian pendidikan di Indonesia, bukan berdasarkan konsep-konsep dari dunia Barat. Sejumlah inovasi diharapkan bermuara pada terbentuknya konsep atau teori pendidikan yang bercirikan Indonesia.
11.  Tanggung jawab bersama tentang pendidkan antara keluarga, masyarakat, dan pemerintah belum terealisasi secara keseluruhan.
12.  Pendidikan dipandang penting untuk memajukan negara.
13.  Kebudayaan nasional harus dimajukan. Hal inin didukung pula oleh pendapat Emil Salim (1990) yang mengatakan bahwa kebudayaan nasional merupakan puncak-puncak budaya daerah harus menjadi identitas bangsa Indonesia agar tidak ditelan oleh budaya global. Istilah makagiansar adalah agar mengakar pada budaya sendiri (1990).
14.  Pemerintah belum menunjukkan political will yang kuat untuk memperbaiki pendidikan. Kemauan politik seperti ini sangat penting artinya pada negara berkembang. Sebab kekuasaan negara cukup besar pada hampir semua sektor.
15.  Desentralisasi pendidikan perlu tetap diperlukan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Jl. Kelapa gading 4 Blok 4b no.129 .Perumnas Talang Kelapa palembng km 10 TELP 081216808325 081272143642

o'clock

My tweet

https://twitter.com/putriihandyani